Kenaikan Pertamax dan Tarif Angkutan Udara Picu Inflasi Bali di April 2022 | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 27 Juli 2024
Diposting : 11 May 2022 18:24
ARW - Bali Tribune
Bali Tribune / Trisno Nugroho.

balitribune.co.id | DenpasarKembali normalnya permintaan pasca ldul Fitri diprakirakan akan menahan laju inflasi yang lebih tinggi pada Mei 2022. Bank Indonesia bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan senantiasa melakukan monitoring harga dan memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok untuk menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Bali.

Seperti diketahui April 2022, Provinsi Bali secara bulanan mengalami inflasi 1,00% (mtm), lebih tinggi dibandingkan 0,91% (mtm) pada bulan sebelumnya dan inflasi nasional sebesar 0,95% (mtm).

Sementara secara tahunan, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 3,05% (yoy), meningkat dibandingkan 2,41% (yoy) pada bulan sebelumnya, namun lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 3,47% (yoy).

Kelompok barang administered price mencatat inflasi sebesar 2,43% (mtm), terutama disebabkan oleh peningkatan tarif angkutan udara dan tarif angkutan kota yang disebabkan oleh kenaikan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri. 

Selanjutnya khusus angkutan udara, tekanan kenaikan harga juga disebabkan oleh pelonggaran kenaikan fuel surcharge dari Pemerintah sebesar 10% untuk mengkompensasi kenaikan harga avtur. Selain itu, komoditas bensin yang terdiri dari jenis premium, pertalite, dan pertamax, juga turut menyumbang inflasi administered price akibat kenaikan harga pertamax Rp 9.000 menjadi Rp 12.500 per liter.

Kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 2,37% (mtm), didorong oleh naiknya harga komoditas minyak goreng, daging ayam ras, telur ayam ras, tempe, dan tomat. 

Kenaikan harga minyak goreng terutama disebabkan oleh tren kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) global dan pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan pada 16 Maret 2022, sedangkan kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam lebih disebabkan kenaikan permintaan selama bulan puasa dan menjelang perayaan HBKN Idul Fitri. 

Sementara laju inflasi volatile food tertahan oleh penurunan harga cabai rawit sejalan dengan peningkatan pasokan karena telah memasuki panen raya, terutama pada wilayah Bangli, Tabanan, dan Karangasem.

Kelompok Core Inflation mencatatkan inflasi sebesar 0,32% (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi inti adalah sabun detergen bubuk/cair, sabun mandi, sabun cuci cair/cuci piring, kue kering berminyak, dan mobil. 

“Peningkatan harga beragam jenis sabun sejalan dengan meningkatnya harga CPO yang menjadi bahan baku utama pembuatan sabun. Sementara naiknya harga kue kering sejalan dengan kenaikan permintaan untuk perayaan HBKN Idul Fitri,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Rabu (11/5) dalam keterangan persnya di Denpasar. 

Sementara kenaikan harga mobil pada April 2022 disebabkan oleh kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10% menjadi 11% dan pengurangan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dari 100% menjadi 66,66% per 1 April 2022.

Pada Mei 2022, tekanan inflasi diperkirakan berasal dari kelompok administered prices sejalan dengan risiko berlanjutnya peningkatan tarif angkutan udara selama libur HBKN Idul Fitri dan potensi terjadinya second round effect akibat  naiknya harga bahan bakar pertamax.