Diposting : 6 August 2018 09:17
redaksi - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Musisi Indonesia Trie Utami berkolaborasi dengan tiga perupa Jepang, di Mas, Ubud, Gianyar, Sabtu (4/8) malam. Dengan berkesenian, mereka mengekspresikan keharmonisan hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, yang sudah terjalin selama 60 tahun. Peristiwa seni budaya ini diharapkan memberikan dharma kebaikan, keteduhan, kedamaian dan mempererat silaturahmi yang dilatari hubungan emosional maupun budaya dan spiritual.
Suasana sakral menyelimuti halaman Mandala Bidadari, Mas, Ubud, Sabtu malam. Trie Utami yang menjadi satu-satunya seniman asal Indonesia mempersembahkan nyanyian kedamaian dengan lirik spiritual yang diambil dari keragaman agama dan suku di Indonesia. Musik dan lagu yang ritmis inipun menyemangati goresan maestro perupa Jepang, Kazunobu Yanagi, yang sedang beraksi. Pada kesemptan itu Yanagi mempersembahkan karya hasil atraksinya malam itu.
Pada kesempatan itu dua perupa Jepang lainnya, yaknai Yasuka dan Minako Hiromi juga mempersembahkan karya lukis bertemakan hidup berdampingan, perdamaian dan cinta. ”Sebagai seniman, ini merupakan titik temu rasa dan karya. Sekaligus sebagai pembuktian bahwa diplomasi seni dan budaya selalu lebih berhasil dibandingkan diplomasi politik. Kita tidak perlu verbal dalam berdiplomasi dengan dunia, dengan akultrurasi yang sehat ini justru lebih efektif merekatkan jalinan hubungan Indonesia-Jepang,” terang Trie Utami saat jeda istirahat.
Sementara I Made Sudiana yang menggagas kegiatan ini mengungkapkan, penyelenggaraan kolaborasi musik, tari dan rupa ini, menggambarkan jika kedua negara memiliki hubungan emosional maupun budaya dan spiritual. “Peristiwa kesenian ini juga menjadi bentuk interaksi seni budaya yang sejatinya sebagai pondasi hubungan diplomatik Indonesia-Jepang yang sudah memasuki tahun ke-60,” terangnya.
Kolaborasi seniman inipun diapresiasi Konsul Jendral Jepang, Hirohisa Chiba dan Wakil Gubernur Bali Terpilih, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati saat membuka kegiatan. Bagi Hirohisa, peristiwa budaya ini adalah cerminan hubungan diplomatik kedua negara sejak penandatanganan perjanjian perdamaian Jepang-Indonesia pada tanggal 20 Januari 1958.
Kedua negara yang memiliki kemiripan kebudayaan yang luar biasa ini, disebutkan sudah mengadakan pertukaran kebudayaan sejak adanya diplomasi kebudayaan 1965. ”Para seniman ini memposisikan diri secara sosial maupun spiritual dan mempraktikkannya sebagai gerakan kebudayaan untuk menciptakan kedamaian dan cinta,” terang Hirohisa Chiba.
Pada momentum perayaan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara ini, para seniman juga mendoakan agar alam spiritual memberikan energi baik untuk kedamaian di muka bumi ini sebagai wujud kesadaran interaksi budaya dan spirit antara Jepang dan Indonesia.