BALI TRIBUNE - Perayaan hari raya Siwalatri di Karangasem berjalan khusyuk kendati di tengah guyuran hujan lebat dan situasi Gunung Agung dalam status awas atau level IV. Sejumlah pura besar di Karangasem dipenuhi pemedek yang melakukan persembahyangan. Tak terkecuali pimpinan DPRD Karangasem, pada malam Siwaratri, Senin (15/1), Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi, melaksanakan persembahyangan di Pura Puseh Desa Adat Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
Usai melaksanakan persembahyangan, Nengah Sumardi kemudian magenduwirasa (beramah-tamah) dengan 62 jero mangku se-Desa Adat Sibetan di Pura Puseh Desa Adat Sibetan, Kecamatan Bebandem. Banyak hal yang dibahas dalam perbincangan hangat tentang spiritual, termasuk makna dari perayaan Siwaratri tersebut. Di antaranya tentang perlunya umat untuk mulat sarira, melakukan introspeksi atas segala hal yang telah diperbuat.
Menurut Nengah Sumardi, malam Siwaratri itu semestinya menjadi malam renungan untuk introspeksi diri. Dan ini merupakan hal penting sebagian dari koreksi untu perbaikan sehingga aktivitas yang dilakukan ke depannya bisa memberi manfaat untuk orang banyak. Terlebih saat ini Karangasem sedang dihapkan pada cobaan adanya aktivitas vulkanik Gunung Agung, introspeksi diri patut dilakukan seluruh masyarakat.
Para jero mangku di Desa Adat Sibetan mewadahi diri mereka dalam Pasraman Pemangku Jeyana Mekar. Pasraman tersebut bukan hanya berfungsi sebagai media pembelajaran, tapi juga untuk mempererat tali simakrama dan wahana untuk menyatukan persepsi tentang pelaksanaan yadnya.
Dalam pagenduwirasaan tersebut, jero mangku hadir lengkap dengan istri masing-masing. Selain itu, pabligbagan (diskusi) juga dihadiri para prejuru dan tokoh Desa Adat Sibetan seperti Kertha Desa, I Wayan Geredeg, Penyarikan Desa Adat, I Made Mastiawan dan Ketua Pembangunan I Komang Kisid.
Sumardi mengaku sangat bersyukur bisa duduk bersama dengan para tetua desa dan pemuka agama di Desa Sibetan. Disebutkannya, acara pagenduwirasaan seperti itu sangat bermakna, terlebih terlaksana pada malam Siwaratri. “Siwaratri merupakan momentum bagi umat untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta,’’ ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Dewan dari Fraksi Golkar ini menyerahkan bingkisan berupa seperangkat busana kepemangkuan kepada masing-masing jero mangku se-Desa Adat Sibetan. Cinderamata yang diserahkan itu sebagai bentuk rasa bakti dan penghormatan atas dedikasi para jero mangku, utamanya dalam menuntun dan menyukseskan kegiatan keagamaan di Desa Adat Sibetan.