Nadiem Makarim Kunjungi TK/PAUD Lingkungan di Ubud | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 9 November 2020 19:34
I Nyoman Astana - Bali Tribune
Bali Tribune / Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim saat mengunjungi TK/PAUD Lingkungan Puri Damai, di Banjar Tunon Desa Singakerta, Kecamatan Ubud Gianyar

balitribune.co.id | Gianyar - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim mengunjungi TK/PAUD Lingkungan Puri Damai, di Banjar Tunon Desa Singakerta, Kecamatan Ubud Gianyar, Senin (9/11). Kunjungan diterima oleh Bunda PAUD Kabupaten Gianyar, Bunda Surya Adnyani Mahayastra, yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar I Wayan Sadra, Sekdis Pendidikan Dewa Manuaba beserta I.A Rusmarini dan I Wayan Damai dari Yayasan Puri Damai Ubud.

Kedatangan Menteri Nadiem Makarim ke TK/PAUD ini karena tertarik melihat sistem Pendidikan yang berkonsepkan lingkungan di TK tersebut. Tidak semua dunia Pendidikan kita bisa menerapkan konsep lingkungan dalam proses belajar mengajar di sekolah. “Tidak semua anak-anak di Indonesia bahkan di Bali dapat menikmati metoda pembelajaran seperti ini, mengalami pembelajaran di alam. Apa yang dipelajari dapat dihubungkan langsung dengan kehidupan mereka sehari-hari. Dan itu sebenarnya model atau tipe pembelajaran yang cocok untuk TK/PAUD. Pembelajaran yang bermakna, bukan hanya sekedar teori,” kata Menteri Nadiem Makarim.

Menteri juga mengucapkan selamat karena tanpa disadari TK/PAUD Lingkungan Puri Damai telah menerapkan apa yang menjadi program di kementeriannya yaitu merdeka belajar. Merdeka belajar itu konsepnya adalah memberikan kebebasan pembelajaran di tingkat sekolah, kepala sekolah maupun guru, dan murid. Untuk bisa melakukan berbagai macam inovasi tanpa takut disalahkan oleh pemerintah, kesalahan administrasi tanpa harus selalu minta izin dulu. “Merdeka belajar ini adalah Gerakan yang sedang kita lakukan, saya disini bukan hanya sebagai Menteri Pendidikan namun saya juga selaku kepala Gerakan merdeka belajar,” tegas Mendikbud.

Sekolah maupun guru-guru adalah yang bisa melakukan Gerakan merdeka belajar, kepala dinas hingga kementerian hanya bisa menciptakan kondisi-kondisi sehingga sekolah maupun guru bisa melakukan inovasi perubahan. Pemerintah tidak bisa melakukan secara langsung, yang bisa memberikan dampak langsung pada anak-anak adalah guru dan unit pendidikan itu sendiri. Disitulah roda perubahan itu bisa terjadi.

Sementara itu, Bunda Surya Adnyani Mahayastra, mengungkapkan, Gianyar yang mendapat penghargaan khusus dunia Pendidikan. Karena itu, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengunjungi salah satu PAUD yang ada di Kabupaten Gianyar, yakni di Puri Damai Ubud. Dipilihnya lokasi TK/PAUD Lingkungan Puri Damai ini sebagai lokasi kunjungan, karena Menteri Nadiem Makarim sangat tertarik dengan konsep pembelajarannya berbasis lingkungan dan budaya lokal. “ Jika kita lihat dari segi fisik bangunan terlihat sangat sederhana, namun manfaat yang dirasakan anak-anak itu sangat luar biasa. Karena secara otomatis mereka mengenal tumbuhan, diajari mengenal tanaman, apa manfaatnya kemudian diolah dan bisa dimanfaatkan bagi Kesehatan tubuh,” jelas Bunda Adnyani Mahayastra.

Jadi TK/PAUD ini bisa dikatakan memiliki ciri khas dibandikan Tk/PAUD lainnya. Bunda Adnyani Mahayastra juga mengaku sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Puri Damai ini, dan selaku Bunda PAUD istri Bupati Gianyar, Made Mahayastra ini mengaku telah banyak memberikan bantuan pada keberlangsungan TK/PAUD yang ada di Kabupaten Gianyar. Seperti memfasilitasi, memberikan bantun, dan juga insentif guru juga sangat diperhatikan, dan terbaru dimasa pandemi ini adalah memberikan bantuan pada seluruh TK/PAUD di Kabupaten Gianyar berupa buku dan alat mengambar. Untuk saat ini di Kabupaten Gianyar jumlah TK/PAUD berjumlah 239 lembaga, dengan 13 TK negeri dan  siswa sebanyak 9150 siswa. Didukung oleh guru sebanyak 985 orang.

Kepala sekolah TK/PAUD Lingkungan Puri Damai Ubud Nyoman Marini didampingi Ketua Yayasan Puri Damai I.A Rusmarini menyampaikan, proses pembelajaran di TK/PAUD yang dibangun pada tahun 1998 ini, 80 persen belajar tentang alam dan lingkungan di alam sekitar.  Anak didik sejumlah 64 siswa dengan 5 orang guru.