Diposting : 8 December 2020 08:07
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Balitribune.co.id | Denpasar - Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi momen yang ditunggu-tunggu para pelaku industri pariwisata Bali. Pasalnya, libur pergantian tahun menjadi momentum untuk menikmati liburan di Pulau Dewata. Bahkan pulau ini kerap menjadi destinasi favorit menghabiskan malam pergantian tahun dan menyambut tahun baru. Pada periode liburan Nataru, Bali dipenuhi wisatawan asing dan domestik.
Namun kondisi liburan akhir tahun di Bali kali ini tentunya akan sangat berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Mengingat saat ini masih menghadapi pandemi Covid-19, pergerakan orang di tempat-tempat wisata pun masih dibatasi agar tidak menimbulkan keramaian guna mencegah meluasnya penyebaran Virus Corona.
Pemerintah pusat pun telah mengumumkan memotong jatah cuti bersama aparatur sipil negara (ASN) yang dijadwalkan akan libur panjang mulai Natal hingga tahun baru. Namun dipotong untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 guna mencegah munculnya klaster-klaster baru.
Pemangkasan jumlah hari libur atau cuti bersama pada akhir Desember 2020 ini membuat sejumlah usaha perhotelan di Bali mengalami kesulitan. Sebab, tak sedikit wisatawan domestik yang membatalkan pesanan kamar hotel yang awalnya berencana menghabiskan libur panjang akhir tahun di Bali.
Dari kebijakan pemerintah secara resmi memotong libur panjang akhir tahun pada tanggal 28 hingga 30 Desember yang sebelumnya masuk cuti bersama ini, membuat sektor pariwisata di Bali termasuk perhotelan di kawasan Kuta, Badung berada dalam posisi yang tidak diuntungkan. Kalangan pengelola perhotelan dan restoran telah memprediksi bahwa 3 hari terakhir jelang pergantian tahun baru akan menjadi periode puncak kunjungan wisatawan datang ke Bali.
Adanya keputusan pengurangan cuti bersama libur akhir tahun ini, maka akan berpotensi mengurangi jumlah kedatangan wisatawan domestik ke Pulau Dewata. Hal ini mulai terbukti dari sejumlah pesanan kamar hotel yang dipesan untuk merayakan Nataru 2021 telah dibatalkan oleh wisatawan domestik. Demikian disampaikan general manager salah satu hotel di Kabupaten Badung, Hasan Bisri beberapa waktu lalu.
Sementara itu Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan, berkaca dari libur panjang di bulan Oktober 2020 memang terjadi peningkatan okupansi hotel berbintang di Bali sekitar 9% dibandingkan bulan sebelumnya.
"Ditengah situasi pandemi ini sektor perhotelan di Bali amat bergantung pada mobilitas wisatawan domestik untuk berlibur seperti saat cuti bersama untuk meningkatkan tingkat hunian kamar hotel," katanya.