balitribune.co.id | Gianyar - Sikap tegas Kapolri sikat habis polisi pembeking judi membuat bebotoh di Gianyar langsung tiarap dalam sepekan terakhir. Tidak hanya tajen, togel yang aktivitasnya sulit dideteksipun ikut tiarap. Kondisi ini menuai apresiasi bahkan diharapkan ditutup secara permanen.
Ketua Garda Pejuang Penegak Aspirasi Rakyat (Gappar), Ngakan Made Rai, Rabu (24/8), menilai langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit menutup judi sampai ke daerah sangat tepat.
“Bapak Kapolri Listyo Sigit sangat luar biasa karena telah menutup judi sampai ke daerah,” ujarnya.
Ngakan menilai, upaya penutupan judi ini sebagai bentuk membangun citra Polri akibat kasus Irjen Sambo yang menjadi bulan-bulanan masyarakat. Dengan menutup judi inipun diharapkan sampai ke akarnya. "Kalau ada yang membandel tangkap dan proses hukum. Tidak ada dalih tradisi, adat apalagi agama," ujarnya.
Ngakan menilai, Polri perlu diberikan ruang untuk membenahi citra. Karena personil Polisi seperti Sambo bisa dihitung jari, banyak polisi yang baik. Yang terpenting, upaya penertiban judi bisa dilakukan secara berkesinambungan. Bahkan, dari polri telah mengimbau masyarakat untuk ikut melaporkan adanya praktik judi di pelosok. “Peran masyarakat sangat dibutuhkan. Apabila mengetahui, silahkan dilaporkan,” pintanya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP Ario Seno Wimoko membenarkan judi dalam bentuk aktivitas tajen telah ditutup hampir seminggu. Pihaknya menutup dengan cara mendatangi arena tajen di desa. “Kami imbau dan peringatkan untuk tidak dilakukan. Syukurnya pengelola arena koorperatif,” tutupnya.
Dari pantauan di lapangan, selama ini tajen di Gianyar berlangsung hampir setiap hari. Untuk tajen besar lokasinya berpindah-pindah. Arena besar terdapat di Blahbatuh, Pejeng dan Gianyar kota. Sedangkan, arena kecil hampir merata di tiap desa. Sebab tajen tergolong sudah menjadi budaya. Bahkan banyak yang hidup dari tajen, seperti pedagang nasi, minuman, hingga penjual ayam aduan hidup dari penyelenggaraan tajen.