balitribune.co.id | Semarapura - Suasana belajar di TK Negeri Semarapura Tengah mendadak heboh. Hal itu diakibatkan tanpa diduga plafon ruang kelas yang baru dibangun pada tahun 2020 tersebut mendadak ambruk dan menimpa seluruh sarana pembelajaran. Bersyukur saat peristiwa tersebut terjadi pada malam hari, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa baik tenaga pendidik guru maupun anak anak TK.
Kepala Sekolah TK Negeri Semarapura Tengah, Komang Nila Nirmala, mengatakan ambruknya plafon ruang kelas Kelompok B pertama kali diketahui oleh petugas kebersihan, Ketut Juliartawan sekitar pukul 06.00 Wita. Juliartawan yang hendak membersihkan ruang kelas kaget menemukan plafon sudah ambruk, menutupi meja, kursi, dan lantai.
"Setelah ditanya warga sekitar, katanya ada bunyi keras terdengar pada Selasa (14/1) sekitar pukul 21.00 Wita, yang diduga sebagai waktu terjadinya ambruknya plafon," ungkap Nirmala.
Lebih jauh Nila Nirmala mengungkapkan bahwa dirinya tidak terlalu terkejut dengan kejadian tersebut. Karena sejak akhir Desember 2024, ia sudah melaporkan adanya retakan pada plafon ke Dinas Pendidikan, namun belum ada tindak lanjut. Kerusakan semakin parah pada awal Januari 2025, dengan beberapa bagian plafon mulai jebol.
"Kami sudah sangat was-was, terutama karena ini anak-anak TK," ujarnya.
Menurut Nila, penyebab ambruknya plafon kemungkinan oleh kerusakan pada bagian dak atap yang retak, sehingga air hujan merembes dan menyebabkan plafon tergenang hingga akhirnya ambruk.
"Sekolah ini baru dibangun pada tahun 2020, namun kondisinya sudah rusak di bagian atap," jelasnya.
Menyikapi situasi ini, Nila mengatakan bahwa sementara waktu siswa akan diajak belajar di halaman sekolah, karena ruang kelas yang terbatas. Dengan hanya tiga ruangan yang tersedia yakni ruang guru dan dua ruang kelas, situasi ini membuat pihak sekolah terpaksa mengatur kegiatan di luar ruangan.
"Kami akan pulangkan siswa lebih awal dan akan berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan untuk langkah selanjutnya. Apakah nanti pinjam balai banjar atau bagaimana," katanya.
Sementara itu, Ketua Komite TK Negeri Kelurahan Semarapura Tengah, Yudi Pasek Kesuma, menilai bahwa sejak awal pembangunan, sekolah ini sudah mengalami berbagai masalah. Menurutnya, pengerjaan bangunan terlihat asal-asalan, terutama pada bagian dak atap yang tidak dilapisi waterprof, sehingga air dengan mudah merembes.
"Harapan kami dengan kejadian ini, Dinas Pendidikan Klungkung segera memprioritaskan anggaran untuk perbaikan sekolah demi keselamatan dan kenyamanan siswa," pungkasnya.
Sebagian orang tua siswa menginginkan adanya penyelidikan termasuk memeriksa rekanan yang membangun gedung sekolah TK tersebut.
"Masak belum lama dibangun kondisi gedung sudah seperti ini? Faktanya tanpa ada gempa plafon ambruk," gerutu warga.