
balitribune.co.id | KETUA Umum (Ketum) Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo (Bamsoet), menantang Puji Handoko, selaku Owner Tuksedo Studio untuk membuat prototype Formula E, dan diharapkan bisa melintas di Sirkuit Formula E yang akan diadakan di Ancol, Jakarta.
Demikian ditegaskan Bamsoet yang juga menjabat Ketua MPR RI itu, saat menghadiri acara "Premiere Tuksedo Studio 356 Coupe Designated to Mr Ahmad Sahroni" di Tuksedo Studio, Jalan Tukan Tampuagan 356 Sukawati, Gianyar, Senin (27/12) malam.
Acara ini merupakan proses launching product pertama Tuksedo Studio yang dibeli oleh publik sekaligus seremonial serah terima 356 Coupe yang dimiliki Ahmad Sahroni, berwarna orisinal polyantha red dan interior yang terbuat sepenuhnya dari kulit dengan tema anyaman, bermesin kapasistas 2200cc, dilengkapi power steering.
Didampingi Puji Handoko dan Ahmad Sahroni (anggota DPR RI), Bamsoet juga menyoroti sejumlah tantangan yang masih menjadi ganjalan di industri kendaraan modifikasi atau replikasi di Indonesia, meski beberapa anak bangsa telah mampu menunjukkan kreativitasnya yang luar biasa dan tak kalah dengan karya yang sama dari negara lain.
Menanggapi tantangan Bamsoet, Puji Handoko siap membuat mobil modifikasi permintaan konsumen dengan tim di Tuksedo Studio. Menurutnya, ada dua tantangan (alat dan SDM) yang terus ia kejar agar bisa lebih banyak lagi menghasilkan karya-karya baru serta mewujudkan banyak kreativitas tim Tuksedo Studio, yang dipimpin sineas muda, Gusti Handoko.
Tuksedo Studio ini adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam industri kreatif, khususnya bidang otomotif, dan merupakan tempat melakukan kegiatan produksi mobil sport klasik, baik dalam bentuk kit car/replika hingga restorasi. Mengusung tagline "Welcome to the place where science and art break even" dan kehadiran Tuksedo Studio menjadi jawaban bagi para pecinta otomotif untuk memiliki kendaraan klasik impiannya.
Di hadapan para pecinta mobil antik dan mobil modifikasi serta sejumlah pengusaha, Ahmad Sahroni menuturkan, saat ini Indonesia mampu menghasilkan sejumlah karya yang luar biasa dan tak kalah dengan negara lain. Hal ini dibuktikan dari hasil modifikasi mobil Porche berwarna merah miliknya yang baru saja selesai dikerjakan di Tuksedo Studio, bengkel yang special memproduksi dan merestorasi berbagai mobil klasik.
Tuksedo Studio sebagai handmade coachbuilder memiliki kekhususan pada pembuatan mobil sport classic yang tidak lagi diproduksi dan menjadi incaran para kolektor mobil dari seluruh dunia. Didirikan oleh Pudji Handoko dan Lilik Mardianto, yang memulai usaha dengan pembuatan ulang atau recreation dari Porsche 356 Speedster, Porsche 550 Spyder, Mercedes 300SL Gullwing , Toyota 2000GT, dan BMW 507.
Tuksedo Studio juga bekerja sama dengan institusi pendidikan lokal, seperti Universitas Udayana (Unud) dan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar turut berpartisipasi dalam menggerakkan roda ekonomi kreatif Bali khususnya dan menjadi bagian dari industri kreatif otomotif Indonesia yang sedang mengalami perkembangan pesat dewasa ini pada umumnya.
Dengan kapasitas produksi yang dimiliki saat ini, prosesi launching mobil pertama, serta kepercayaan yang diberikan oleh publik dan pemerintah, Tuksedo Studio berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas produksi, serta terus belajar untuk berpartisipasi dalam perkembangan ekonomi kreatif Indonesia ke depannya.