Puluhan Remaja Ikuti Lomba Bapang Barong di Singapadu | Bali Tribune
Diposting : 1 August 2017 19:54
redaksi - Bali Tribune
tari barong
TARI BARONG - Bupati Agung Bharata hadiri Pembukaaan lomba tari barong dan Mekendang

BALI TRIBUNE - Sebanyak 40 orang usia remaja mengikuti grand final lomba Bapang Barong Ketet dan Makendang Barong Ketet di Pura Dalem Tengaling Pangukur-ngukur, Banjar Sengguan Desa Singapadu, Sukawati, Minggu (30/7) malam. Lomba Bapang Barong Ketet dan Makendang Barong Ketet yang mengusung tema “Singa Barong IV” tersebut diadakan dalam rangka HUT ke-40 Sekaa Teruna Teruni (STT) Taruna Yasa, Banjar Sengguan, Desa Singapadu.

Tahap seleksi atau babak penyisihan dilakukan pada 29 Juni lalu di Balai Budaya Gianyar yang diikuti 50 orang peserta pada masing-masing kategori. Para peserta berasal dari berbagai kabupaten/kota se-Bali seperti Denpasar, Badung, Klungkung, Tabanan, dan Gianyar. Usia peserta dibatasi antara 15-25 tahun. Peserta pada tahap seleksi memperebutkan 20 tiket terbaik di masing-masing kategori untuk maju ke tahap grand final.

Ketua panitia lomba, Kadek Novan Prasetya mengatakan, tujuan dari kegiatan lomba ini adalah untuk meningkatkan apresiasi masyarakat Bali terutama generasi muda di bidang seni khususnya seni bebarongan. Melalui perlombaan ini pihaknya berharap kualitas tari Barong Ketet dapat meningkat tanpa meninggalkan pakem-pakem bebarongan yang telah diwarisi. Selain itu, melalui kompetisi yang sehat, pihaknya berharap dapat membangun spirit taksu seni dalam lingkup Hindu.

Grand final lomba Bapang Barong Ketet dan Makendang Barong Ketet dibuka secara resmi oleh Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, Penasehat Singa Barong dan Ketua Panitia. Pembukaan ditandai dengan penyerahan piala Singa Barong Bupati Cup kepada ketua panitia dan penggetakan punggal barong oleh Bupati Agung Bharata.

Bupati Agung Bharata terpukau semenjak ditampilkannya tari barong pembuka oleh penari barong I Made Mahardika sebagai bintang tamu. Bupati Agung Bharata yang dikenal sangat konsen dengan pelestarian seni budaya ini, tak berhenti berdecak kagum. “Saya sangat bangga pada sekaa teruna teruni di sini, pada masyarakat Singapadu juga. Masyarakat Bali tidak perlu khawatir tentang kelestarian seni dan budaya karena hal tersebut tidak bisa dipisahkan dari aktivitas Agama Hindu. Jadi selama aktivitas agama berjalan, maka seni dan budaya pun tetap ada. Hanya saja yang perlu dikhawatirkan adalah kualitasnya. Oleh sebab itu, festival semacam ini harus terus dilakukan, tidak peduli dalam kurun waktu berapapun, yang pasti kualitasnya harus ditingkatkan,” tandas Bupati Agung Bharata.

Pada tahap grand final ini, peserta dituntut menampilkan pementasan yang meliputi pepeson dengan iringan gegilak baris, condong, gowak macok, playon Singapadu, dan omang dengan durasi 18 menit. Untuk penilaian, panitia menghadirkan para juri yang sangat kompeten. Di antaranya Prof. I Wayan Dibia, Tjokorda Raka Tisnu, I Ketut Kodi, I Made Sue, dan I Wayan Darya.