BALI TRIBUNE - Ratusan relawan PMI Klungkung berkumpul dan duduk melingkar di halaman parkir Pura Watu Klotok di Desa Gelgel, Klungkung, Kamis (28/12). Mereka berkumpul memperingati Hari Sukarelawan PMI tahun 2017. Dalam perjalananya, saat ini PMI (Palang Merah Indonesia) Klungkung belum bisa maksimal untuk menjalankan programnya dikarenakan persoalan anggaran.
Ketua PMI Klungkung I Made Kasta menjelaskan untuk tahun 2017 ini, PMI Klungkung sama sekali tidak mendapatkan suntikan dana dari hibah. Program PMI selama ini hanya dianggarkan berupa kegiatan yang dipasang di Dinas Kesehatan. Hal ini menyebabkan PMI Klungkung tidak dapat mendiri dalam menyusun setiap programnya dan kegiatannya.
"Permasalahan aturan membuat PMI Klungkung tahun ini tidak mendapatkan dana gelontoran dari hibah. Anggaran masih berupa Kegiatan di Dinkes, sehingga PMI masih sembrawut dalam mengurus anggarannya," jelas Made Kasta yang juga Wabup Klungkung tersebut.
Ia menyayangkan, jika regulasi membuat organisasi PMI Klungkung tidak berhak mendapatkan hibah. Menurutnya PMI juga berhak mendapatkan hibah karena PMI dibentuk berdasarkan keputusan presiden. "Harapan nanti di tahun 2018 nanti, semoga PMI bisa mendapatkan bantuan hibah dari Pemkab, sehingga bisa secara mendiri menjalankan program-programnya. Terlebih dengan disahkanya undang-undang tentang PMI. Apapaun yang diamanatkan undang-undang yang melandasi PMI tersebut, mari kita jalankan," terangnya.
Meskipum demikian, Made Kasta menilai PMI Klungkung sejauh ini sudah luar biasa. PMI Klungkung sejak awal krisis Gunung Agung, menjadi salah satu pihak yang paling konsisten dalam membantu pemerintah dalam hal kegawat daruratan. Bahkan dalam beberpaa agnda perlombaan, PMI Klungkung terus mendapatkan juara. "Sejak krisis gunung Agung, dari pagi hingga sore, PMI konsisten bekerja membantu pemerintah dalam melayani pengungsi. Itu harus kita apresiasi, jangan sampai ada pertanyaan PMI apa sih kerjaanya?" ungkap Made Kasta.
Sekretaris PMI Ngakan Made Mintu menjelaskan, saat ini relawan PMI Klungkung berjumlah sekitar 250 orang. Saat ini kagiatan difokuskan pada pelayanan kepada pengungsi, dengan bergabung di posko kesehatan. "Dimana ada tenaga diperlukan, kita relawan selalu siap. Selain memberikan pelayanan bagi pengungsi, kegiatan rutin kita dengan berlatih untuk membentuk kader yang memiliki karakter dan kemampuan memberi pertolongan," jelas Ngakan Made Mintu.