Diposting : 21 March 2020 08:13
Agung Samudra - Bali Tribune
Balitribune.co.id | Bangli - Kondisi tiga dermaga penyeberangan di Daua Batur, yakni Dermaga Kedisan, Kuburan Trunyan dan Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani sudah sejak lama rusak. Jika kondisi air danau naik, praktis ketiga dermaga tergenang air. Selain itu fasilitas pendukung dermaga juga rusak. Tentu kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke obyek wisata di Desa Trunyan yang terkenal dengan proses pemakaman yang unik.
Untuk tahap awal revitaliasi ketiga dermaga tersebut Kementerian Perhubungan tahun ini mengalokasikan anggaran sebesar Rp 10 Miliar. Sementara anggaran yang dibutuhkan hingga proses pengerjaanya ketiga dermaga tersebut tuntas sebesar Rp 84 Miliar.
Kepala Dinas Perhubungan BangliI Gede Redika mengatakan kondisi ketiga dermaga sudah sejak lama rusak. Kondisi ini tentu berimbas pada jumlah kunjungan wisata ke Obyek Wisata Desa Trunyan. “Dari jumlah kunjungan wisatawan ke Kintamani sebanyak 450 ribu per tahunnya hanya sebagian kecil yang menyeberang ke Desa Trunyan,” ujar Kadis asal Desa Batur, Kecamatan Kintamani.
Menurut Gede Redika dengan kondisi keuangan daerah yang bisa dibilang kecil tentu untuk merevitalisasi ketiga dermaga akan sulit terwujud. Untuk merevitaliasai ketiga dermaga tersebut pihaknya memohon bantuan ke Kementerian Perhubungan lewat Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XII Provinsi Bali- NTB. “Dishub Bangli mengajukan permohonan bantuan ke pusat untuk revitaliasai ketiga dermaga dan astungakre pusat menindaklanjuti permohonan yang kami ajukan,” jelas Gede Redika seraya menambahkan sejatinya untuk rancang bangun (DED) ketiga dermaga sudah di buat tahun lalu.
Tahap awal pemerintah pusat menggelotorkan anggaran sebesar Rp 10 Miliar. Anggaran sebesar itu pemanfaatnya untuk pengerasan lahan untuk dua dermaga yakni dermaga Kedisan dan Kuburan Desa Trunyan. “Kegiatan pengerasan lahan inklud dengan penyenderan, sehingga nantinya akan diketahui seberapa luas dari dermaga,” sebut Gede Redika. Sementara untuk kegiatan pengerasan dermaga akan ditenderkan secara terbuka lewat Unit Layanan Pengadaan.
Sebut Gede Redika untuk reviltaliasai ketiga dermaga dibutuhkan anggran kurang lebih Rp 84 Miliar. Dengan anggaran sebesar itu selain dibangun tempat penyeberang yang refresentatif juga lengakap dengan sarana pendukungnya seperti bangunan tolilet bertaraf internasional dan tempat ruang tunggu yang nyaman. Untuk proses pembangunan akan dilakukan secara bertahap (multi years) namun demikian pihaknya akan berusaha pembangunan ketiga dermaga secepatnya bisa kelar. “Kami akan terus melakukan lobi ke pusat lewat Balai Pengelola Transportasi Darat dengan harapan pembanguan dermaga bisa cepat rampung,” jelas Gede Redika.
Terkait tarif penyeberangan, kata Gede Redika mengacu Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 tahun 2019 tentang retribusi pelayanan kepelabuhan, untuk wisatawan domestik Rp 601.000 dan wisatawan manca negara Rp 633.000. Tarif untuk 2 penumpang domestic Rp 625.000 dan untuk 2 wistawan mancanegara Rp685.000. “Untuk target dari retribusi pelabuhan tahun 2020 sebesar Rp 56 juta,” jelas Gede Redika.