Diposting : 12 June 2019 14:58
Redaksi - Bali Tribune
balitribune.co.id | Amlapura - Terjangan ombak pantai setinggi hampir tiga meter, membuat kapal ferry tidak berani sandar di Dermaga II Pelabuhan Padang Bai. Praktis untuk bongkar muat kapal, pihak ASDP hanya mengoperasikan satu dermaga saja yakni Dermaga I. Ribuan penumpang antre menunggu kapal untuk menyeberang ke Lombok.
Dari pantauan bali tribune di Pelabuhan Padang Bai, Selasa (11/6) siang, terjangan ombak sekira 3 meter sebenarnya sudah terjadi sejak pagi hari. Dimana para nahkoda kapal tidak mau mengambil risiko jika bersandar di Dermaga II. Akibatnya karena yang dioperasikan hanya satu dermaga saja yakni Dermaga I, membuat aktifitas bongkar muat berjalan cukup lama. Ini yang kemudian memicu terjadinya antrean panjang, baik penumpang maupun kendaraan yang akan menyeberang.
Dari pagi hingga sore sekitar pukul 15.00 Wita, sedikitnya ada empat kapal yang sandar untuk bongkar atau menurunkan penumpang dan kendaraan di Dermaga I, hanya saja kapal ferry tersebut hanya bongkar saja. Setelah bongkaran kapal-kapal tersebut melepas tali pengikat dan menutup Ramdoor untuk kemudian kembali berlayar menjauhi dermaga.
Hal ini lantas membuat ribuan calon penumpang kapal kecewa, karena mereka sudah menunggu hingga hampir empat jam, ternyata kapal yang datang tidak memuat penumpang untuk berangkat lagi.
Karena menunggu cukup lama sebagian besar penumpang kapal yang kelelahan, akhirnya memilih tidur di aspal di sekitar dermaga I. Namun tidak sedikit penumpang yang harus menjauh dari bibir pelabuhan lantaran deburan ombak tinggi membuat air laut muncrat hingga ke darat atau ke jalan raya di jalur kendaraan dalam pelabuhan.
“Saya sudah antre di sini sekitar empat jam, dan tidak ada penjelasan apapun dari pihak ASDP. Saya tidak tau sebenarnya ada apa. Kami lihat ada empat kapal yang datang berlabuh, tapi habis menurunkan muatan, kapal itu kembali berlayar dan tidak memuat penumpang,” kesah Abdul Malik, salah seorang calon penumpang.
Selama empat jam, Malik dan ratusan calon penumpang lainnya yang menggunakan kendaraan roda empat atau mobil pribadi ini harus berjemur di tengah lapangan parkir pelabuhan.
Sejumlah petugas pelabuhan mengaku, terjangan ombak pantai seperti ini memang kerap terjadi setiap akan purnama atau tilem. Namun demikian yang terjadi kemarin menurut mereka ombaknya cukup tinggi sehingga aktifitas bongkar muat tidak bisa dilakukan di Dermaga II.