BALI TRIBUNE - Saluran irigasi di wilayah Jembrana yang rusak, berpengaruh pada musim tanam di sejumlah subak di beberapa desa, seperti Subak Tegal Wani dan Subak Dukuh Kelurahan Dauhwaru dan Subak Sangkar Agung serta Subak Budeng Desa Budeng. Para petani di wilayah tersebut kini terancam tak bisa melakukan musim tanam akibat kondisi saluran air (irigasi) di hulu yang mensuplai air ke persawahan jebol.
Keempat subak tersebut hanya mengadalkan sumber air dari dam pembagi di bendungan Jro Tukad Piyuh yang melalui saluran irigasi yang rusak tersebut.Kerusakan saluran irigasi dapat ditemui mulai dari wilayah Banjar Taman hingga menuju Lingkungan Keladian serta Pemedilan Kelurahan Dauhwaru. Saluran irigasi menuju keempat subak yang kondisi sawahnya masih produktif itu ditemukan senderan jebol. Saluran irigasi mulai dari Jembatan Banjar Taman menuju Keladian, kondisi senderan beton di kedua sisinya jebol di sejumlah titik. Titik kerusakan terparah berada di bawah jembatan Banjar Taman.
Selain mengancam musim tanam padi tahun ini, jebolnya senderan aluran irigasi utama subak yang sudah sangat parah ini juga mengancam permukiman warga di sekitar saluran irigasi itu. Dikhawatirkan ketika musim hujan seperti saat ini, air di saluran irigasi naik kepemukiman penduduk di banjar Taman dan sekitarnya.
Kini senderan di timur jembatan Banjar Taman itu ambruk sekitar 20 meter dan materialnya menimbun dasar Sungai Piyuh yang di atas senderan tersebut difungsikan sebagai gang menuju keperumahan penduduk setempat. Salah seorang warga Banjar Taman yang tinggal di sekitar saluran irigasi itu, Komang Nir menyatakan kerusakan senderan Tukad Piyuh terjadi sudah sejak lama, bahkan hampir seluruh saluran irigasi Subak Tegal Wani dan Dukuh yang melintasi wilayah tersebut tidak ada yang utuh lagi. “Kerusakan sudah lama, termasuk di sebelah Pura Puseh, jembatan Banjar Taman hingga di timur pasar Jembrana, banyaknya yang rusak,” tuturnya.
Tidak jarang di saat hujan deras mengguyur, air disaluran irigasi itu naik merendam permukiman. “Karena sekarang masih berklangsung musim hujan, dipastikan air naik ke rumah penduduk, semalam hujan, air naik melalui senderan yang jebol,” ungkapnya.
Kini hampir semua warga yang rumahnya berada di pingir saluran sungai itu mengeluh lantaran setiap musim permukiman mereka tergenang air. Sejumlah warga mengakui sudah sering menyampaikan kondisi kerusakan pada senderan saluran irigasi yang melintasi permukiman di wilayah banjar setempat melalui perangkat di banjar, “Kami sudah sering sampaikan masalah kerusakan ini ke banjar, tetapi alasan kelian saluran irigasi kepunyaan subak, hingga sampai sekarang tiak ada tanda akan dilakukan perbaikan,” keluh warga lainnya.
Kelihan Banjar Tamna, Desa Batuagung Ida Bagus Arnawa saat dikonfrimasi tidak menampik aluran irigasi subak yang melalui wilayahnya kini kondisinya rusak dan jebol bahkan melalui permukiman warganya. Pihaknya telah melaporkan kodisi kerusakan saluran irigasi itu baik itu ke pihak desa serta sudah melaporkan ke Bidang Sumber Daya Alam Dinas PUPRPKP Kabupaten Jembrana hingga melaporkannya ke Wakil Bupati Jembrana.
Ia mengakui daerah saluran sungai (DAS) Sungai Piyuh yang kini digunakan sebagai saluran irigasi subak yang membentang dari utara hingga selatan wilayahnya itu sudah lama jebol. “Rencana kami akan perbaiki secara gotong royong kerena takut nanti tambah jebol dan gang akses menuju permukiman warga kami jadi terputus,” tegasnya.