BALI TRIBUNE - Ketersedian telur telur di posko pengungsian, Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, menipis. Bagian logistik sempat mendatang posko induk Tanah Ampo, namun ketersediaan telur juga kosong. Bila tidak ada pasokan dipastikan warga pengungsi tidak bisa mengkonsumsi telur.
Hal tersebut diungkapkan Koordinator Logistik Posko pengungsian Bangli I Made Wista, Rabu (20/12). Papar Made Wista, jumlah pengungsi sebanyak 968 orang yang menempati dua posko, yakni posko Kubu dan SKB, Susut. Sementara stok telor yang masih tersisa sebanyak 7 krat dari kebutuhan 30 krat per hari. Terkait menipisnya stok telur, pihaknya sudah sempat mendatangi posko Tanah Ampo, namun ketersediaan telur sangat minim bahkan hampir kosong. ”Maunya mencari telur, justru yang diberikan air meneral dan mie instan,” sebutnya.
Bila tidak ada pasokan, tentu warga pengungsi menerima logistik yang tersedia di posko. "Kami akan sampaikan seperti ini adanya. Sementara warga bisa memanfaatkan bahan makanan yang tersedia. Selain telur, bagian logistik juga berhadapan dengan stok gas elpiji,” ungkapnya.
Disinggung antisipasi stok makanan yang kadaluarsa, kata Wista pihak rutin melakukan pengecekan. Bila ada makanan yang mendekati masa tenggang segera didrop. "Tiga bulan masa tenggang, kami cepat drop, misal warga perlu mie dua bungkus kami berikan tiga, agar tidak sampai kadaluarsa. Namun sejauh ini, kondisi makanan disini masih aman, masa tenggang tahun 2018,” jelasnya.