BALI TRIBUNE - Adanya keterlibatan dari berbagai kalangan dalam upaya mengakselerasi pembangunan di Bali khususnya di pedesaan, tentu akan dapat memperkaya ide dan gagasan dalam perumusan rencana program pembangunan yang akan dilaksanakan, khususnya oleh Pemerintah Provinsi Bali pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, Wakil Gubernur Bali sangat mengharapkan dan mendukung jika ada organisasi-organisasi yang mau ikut serta membantu pemerintah dalam upaya mengakselerasi pembangunan di Bali.
Hal tersebut ia sampaikan saat membuka kegiatan Temu Nasional 2017 Forum Pembangunan Desa untuk Pembangunan Yang Inklusif Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Pembangunan di Desa yang dilaksanakan oleh Yayasan Maha Bhoga Marga di Balai Serbaguna Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Kamis(23/11). “Saya yakin bahwa organisasi seperti Yayasan Maha Bhoga Marga ini telah memiliki pemahaman yang baik terhadap potensi, kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman bagi Bali, bahkan cenderung Iebih mampu melakukan deteksi dini dan menyikapi setiap dinamika yang berkembang dalam masyarakat,” tegas Sudikerta.
Jika sudah demikian, kata dia, sangat mudah mendapatkan pemikiran-pemikiran cerdas terhadap berbagai masalah program yang telah dan sedang dilaksanakan agar lebih produktif dan memberikan kontribusi lebih besar, sehingga pembangunan tersebut dapat berjalan dengan baik yang sudah tentu akan berpengaruh pada menurunnya tingka ketimpangan di desa-desa. Lebih lanjut Sudikerta menyampaikan bahwa kehadiran Yayasan Maha Bhoga Marga bisa berfungsi sebagai jembatan penghubung kepentingan antara pemerintah dengan masyarakat.
Dengan demikian, masyarakat dapat didorong untuk lebih memahami, lebih peduli, serta lebih berperan dalam merealisasikan program dan kegiatan pembangunan. Masyarakat akan menjadi mitra yang peka, kritis dan konstruktif selalu berdiri di barisan terdepan dalam merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan pembangunan.
Dalam kesempatan tersebut, Sudikerta juga sempat mengkritisi tentang pelaksanaan lomba desa yang menurutnya m,asih keliru. Ia menginginkan agar lomba desa tersebut dilaksanakan bagi desa-desa yang masih tertinggal sehingga mereka mampu untuk termotivasi dalam membangun desanya. “Lomba desa itu jangan untuk desa yang sudah maju, lomba desa itu hendaknya untuk desa-desa tertinggal sehingga mereka menjadi semangat untuk memajukan desanya, kalau masih demikian maka yang maju akan semakin maju dan yang miskin akan semakin miskin, ini perlu kita evaluasi kembali,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Yayasan Maha Bhoga Marga, Ketut Sudiana, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh pemikiran, inovasi serta ide-ide tentang bagaimana cara mengakselerasi pembangunan di desa sehingga tidak ada lagi ketimpangan. Ia berharap, kegiatan ini mampu memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam upaya memajukan desanya. Jika masyarakat dan pemerintah sudah mampu bersinergi dengan baik, hal tersebut akan sangat memudahkan pemerintah dalam memberikan program-program pembangunan yang sesuai bagi desa tersebut sehingga tidak ada lagi program yang salah sasaran ataupun tidak bisa dijalankan dengan baik.
Pembukaan forum tersebut ditandai dengan pemukulan gong yang dilakukan oleh Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta. Sebelumnya, Wagub Sudikerta meyempatkan diri meninjau Simantri 555 Gapoktan Giri Arsa Dana Banjar Dinas Asah Panji, Desa Wanagiri, Buleleng. Dalam peninjauan ke simantri ternak kambing tersebut, didapati bahwa kambing-kambing dari pemerintah yang awalnya berjumlah 20 ekor saat ini sudah berkembang menjadi 46 ekor, dan hasilnya sudah mampu memberikan tambahan penghasilan bagi pengurus gapoktan dan masyarakat sekitar. Dalam kesempatan tersebut, Wagub Sudikerta juga mernyerahkan bantuan yang diharapkan mampu menunjang operasional dari simantri tersebut.