Bangli, Bali Tribune
Tingginya angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bangli, membuat pihak Dinas Kesehatan Bangli melakukan berbagai langkah antisipasi. Selain melakukan fogging di wilayah yang ditemukan warganya postif DB, Diskes juga gencar-gencarnya melakukan sosialisasi. Salah satu strategi sosialisasi yang dilakukan adalah memasang baliho tentang bahaya dan cara efektif memberangus berkembang biaknya nyamuk aides agepty.
Kepala Dinas Kesehatan Bangli dr I Wayan Nadi saat dikonfirmasi terkait pemasangan baliho, via telpon, Minggu (31/7), mengatakan, jika berkaca dari data memang terjadi lonjakan kasus deman beradarah di Bangli. Dari bulan Januari hingga akhir Juli telah terdata 600 lebih kasus DB. “Tahun ini terjadi lonjakan kasus dan fenomena ini terjadi seluruh kabupaten/kota di Bali,” jelasnya.
Bertalian dengan relaita itu, pihaknya telah melakukan berbagai langkah antisipasi, selain melakukan fogging di wilayah yang ditemukan ada kasus DB, pihaknya juga rutin melakukan sosialisai ke masyarakat. “Untuk sosilaisasi kita melibatkan petugas dari Diskes, Pukesmas dan Pustu,” ujarnya seraya menambahkan, untuk media sosialisasi juga memasang baliho.
Dia mengatakan baliho merupakan bantuan dari BPJS dan jumlahnya pun sangat minim. “Baru dua baliho yang kita pasang itupun bantuan darai BPJS, anggaran yang kita milki untuk sosilialiasai sangat minim,” sebutnya.
Paparnya sejatinya untuk mencegah DBD dapat dilakukan dengan menggalakan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3 M yakni menguras tempat penyimpan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, menimbun barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya “si poleng”. “Untuk tempat- tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras taburkan bubuk abate ke dalam air,” ungkapnya.
Kasi Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Bangli I Nyoman Sudarma mengatakan faktor penyebab meningkatnya kasus DBD di Bangli karena tingginya mobilitas masyarakat dan juga dikarenakan perubahan suhu. “Dulu Bangli dikenal dengan julukan daerah berhawa dingin, namun seiring berjalannya waktu suhu mulai menghangat, perubahan suhu ini menjadikan nyamuk aides agepty bisa berkembang biak,” ujar Sudarma.
Anggota DPRD Bangli I Wayan Wedana mengapresiasi apa yang telah dilakukan Diskes. Kata politisi dari PKPI ini, dengan pemasanga baliho itu nantinya masyarakat akan tahu sedikit banyak tentang apa yang menyebarkan virus Dengue dan bagiaman cara penaggulangan atau pencegahan penyakit DBD. “Kalau bisa Baliho dipasang di setiap kecamatan, agar masyarakat paham,” jelasnya.