Denpasar, Bali Tribune
Perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) selain sebagai ajang seni budaya Bali, juga menjadi tempat bertemunya pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan pembeli. Meskipun penjualan produk yang dipamerkan kurang memuaskan namun para pelaku UKM di Bali ini mengaku terbantu dengan disediakannya stan pameran produk pengusaha lokal.
Seperti disampaikan Komang Ratna, pemilik stan Mutiara Silver & Gold Shop yang menjual berbagai perhiasan di stan pameran PKB di Taman Budaya, Denpasar, Minggu (19/6). Menurutnya hasil kerajinan perak yang dipamerkan pada PKB ke-38 tahun ini penjualannya mengalami penurunan dibandingkan PKB tahun sebelumnya. Penurunan penjualan tersebut dikatakan Ratna dikarenakan faktor ekonomi yang melemah sehingga berdampak pada penurunan daya beli di masyarakat.
Meski demikian pihaknya optimis kedepannya akan mendapatkan semakin banyak pesanan dari pelanggan di PKB. “Dengan adanya pameran PKB dapat mempertemukan kami sebagai pengusaha dengan pembeli. Disini (pameran PKB) kami memamerkan berbagai produk kerajinan perak meskipun tidak langsung dibeli sekarang namun pembeli sudah tahu keberadaan kami. Siapa tahu kedepannya akan melakukan pemesanan,” ujarnya ketika ditemui di stannya sembari menjelaskan produk perak khas Celuk.
Ratna yang memamerkan perhiasan perak maupun kombinasi (perak dan emas) tersebut mengatakan meskipun pada PKB tahun ini setiap Sabtu dan Minggu pengunjung ramai namun penjualannya mengalami penurunan mencapai 30 persen. Dia menyatakan jika penjualan pada PKB tahun ini dalam sehari rata-rata 20-30 picis. “PKB tahun lalu saya tidak ikut pameran. Tapi 2 tahun lalu saya ikut. Saya bandingkan dengan PKB tahun ini setiap hari Sabtu dan Minggu penjualan tidak begitu bagus seperti hari-hari yang sama 2 tahun lalu,” terang Ratna.
Sementara itu penjaga stan Bali Dewata Mutiara, Ni Luh Putriani juga menyatakan hal senada dengan adanya pameran pada ajang PKB pihaknya banyak mendapatkan pesanan pembuatan cincin. Harga cincin pesanan pun disebutkannya bervariasi tergantung bahan emas/perak, dan ukiran yang disesuaikan dengan tingkat kerumitan. Sedangkan untuk penjualan diakuinya dalam sehari rata-rata laku sekitar 5 picis.
“Kalau untuk penjualan tidak begitu banyak tapi kalau pesanan lumayan banyak perbandingannya 30 persen penjualan langsung membeli produk yang ada dipajangan sedangkan 70 persen pesanan. Kebanyakan bapak-bapak yang memesan untuk dibuatkan cincin. Harga pun tergantung permintaan mulai Rp 2,5 juta hingga ratusan juta rupiah,” bebernya.