Wujud Introspeksi Diri di Masa Pandemi Diungkap dalam Gerak Tari | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 November 2024
Diposting : 11 January 2021 20:09
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Bali Tribune / TANTANGAN HIDUP - Tari Lampah Nini sebagai wujud interospeksi diri dalam menghadapi tantangan hidup di era pandemi

balitribune.co.id | DenpasarPandemi Covid-19 berdampak luas bagi perekonomian masyarakat Bali, termasuk seniman dan para perajin usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berbasis seni, budaya, pariwisata dan lingkungan sehingga potensi mereka terhambat. Keprihatinan terhadap situasi bangsa melahiran We Love With Love yang bernaung di bawah Yayasan Aku Cinta Dengan Cinta pada tanggal 12 November 2020.

Pendiri, Novi Rolastuti mengaku telah bertemu dengan para perajin dan seniman. Ia mencari tahu kesulitan yang ditemui pelaku UMKM khususnya yang berbasis seni, budaya, pariwisata dan lingkungan selama pandemi. "Rendahnya permintaan produk kerajinan, ketidaksiapan menjual secara online, dan sepinya panggung seni menjadi keluhan mereka (UMKM)," ungkapnya saat dikonfirmasi, Senin (11/1). 

Kata dia, sampai dengan saat ini telah mengunjungi 12 perajin dan seniman di Bali. Tim menyaksikan secara langsung bagaimana pelaku UMKM ini tetap tersenyum dan pantang menyerah dengan kondisi yang ada, serta melakukan berbagai macam terobosan untuk tetap bertahan. 

Guna membangkitkan kembali semangat para pelaku UMKM yang berbasis seni, budaya, pariwisata dan lingkungan, pihaknya mengajak masyarakat untuk membeli produk-produk mereka. Disamping itu juga mengajak seniman untuk membuat suatu karya seni dalam bentuk tarian yang mencerminkan kehidupan di era pandemi. 

"Jelas terlihat kesadaran untuk mencintai alam semesta, menyayangi lingkungan serta sesama justru makin tumbuh di kalangan mereka. Pandemi ini mengajarkan mereka untuk kembali mencintai alamnya dan sesamanya," katanya.

Lanjut Novi menyampaikan, melalui digital aset yang telah dibangun, We Love With Love membantu untuk menyebarkan informasi yang mungkin belum diketahui oleh masyarakat luas mengenai kondisi para seniman dan perajin di Bali yang telah di dokumentasikan lewat video dan ditayangkan di youtube.

Pihaknya juga ingin mengetuk pintu hati siapa saja untuk membantu perajin dan seniman di Bali dalam bentuk apapun baik donasi atau langsung berbelanja produk lokal Bali. "Dana yang masuk akan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan dan mendukung pergerakan We Love With Love untuk terus menebarkan kasih sayang, dharma dan metta ke seluruh Indonesia," ucapnya. 

Menandai inisiatif ini, pihaknya mengajak seniman Bali untuk membuat suatu pentas tari yang sarat akan makna kehidupan, merupakan suatu perenungan dan penyembuhan dari kondisi terpuruk saat ini. Pentas tari ini akan menjadi prosesi Launching Yayasan We Love With Love secara virtual live streaming melalui channel YouTube pada Sabtu, 16 Januari 2021 mendatang.

Tarian ini diberi judul Lampah Nini yang merupakan perpaduan pertama kalinya antara seorang maestro tari tradisional Bali Ni Ketut Arini yang berusia 77 tahun dan seorang Koreografer Kontemporer Muda I Komang Adi Pranata yang adalah sebuah perjalanan dan refleksi hidup manusia terutama di masa pandemi.

"Karya tari ini merupakan wujud introspeksi diri, kisah tentang perenungan manusia sebagai pejalan hidup di masa pandemi yang diungkap dalam gerak tari," ujar Novi.