Pertumbuhan Freelancers di Indonesia Tergolong Pesat | Bali Tribune
Bali Tribune, Rabu 25 September 2024
Diposting : 11 May 2022 15:53
NOM - Bali Tribune
Bali Tribune / PLATFORM - Ricky Willianto saat memaparkan keberadaan platform e-commerce Solos di hadapan beberapa freelancers di Canggu, Kabupaten Badung, Selasa (10/5) malam.
 
balitribune.co.id | BadungPertumbuhan freelancer (pekerja tenaga lepas) di Indonesia tergolong pesat di mana hingga Agustus tahun 2020 sudah mencapai 33,34 juta orang atau naik 4,32 juta orang (26%) dibanding tahun sebelumnya.
 
“Saat ini tren freelancing sedang meningkat di dunia. Kami mengestimasi terdapat 70 juta freelancers dan solo-entrepreneur di Asia Tenggara. Nilai pemasukan tahunan freelancers di Asia Tenggara tersebut mencapai 93 miliar dolar AS,” ujar Chief Executive Officers Solos, Ricky Willianto di Canggu, Badung, Selasa (10/5) malam.
 
Pertumbuhan freelancing yang begitu pesat dalam dua tahun terakhir ini, lanjut Ricky, dirinya mendirikan Solos, sebuah platform e-commerce yang membantu solopreneur (solo-entrepreneur) dan freelancer menjual
layanan mereka dengan cepat dan mudah secara online.
 
Ricky mengatakan, Solos yang secara resmi diluncurkan pada Selasa (10/5) malam di Canggu, Badung itu memiliki visi memberdayakan setiap orang untuk melakukan pekerjaan yang mereka sukai dengan cara berkelanjutan secara finansial.
 
Pandemi Covid-19 selama dua tahun lebih, ucap Ricky, turut mempengaruhi pesatnya pertumbuhan freelancer, termasuk di Bali, dalam memperoleh side income. Ini pula, lanjut Ricky, yang mempengaruhi dirinya membangun platform e-commerce Solos.
 
Ditanya mengenai mengapa dirinya memilih Bali sebagai tempat launching Solos, dia mengatakan bahwa freelancers di Bali memiliki kelebihan dibandingkan daerah lain. Selain potensi freelancers-nya tinggi, kata Ricky, umumnya freelancers di Bali berkecimpung di industry kreatif.
 
“Bali daerahnya kreatif, freelancers-nya juga banyak orang-orang dalam industri kreatif seperti desainer dan jurnalis, dan bali bisa menjadi home base Solos untuk mengembangkan komunitas freelancers dari Bali,” ujarnya.
 
Alasan lain memilih Bali sebagai home base dan tempat launching Solos, menurut Ricky, meski freelancers di Bali kebanyakan orang lokal, namun pemikirannya sangat internasional karena seringkali berinteraksi dengan orang asing.
 
“Saya rasa orang-orang Bali sangat banyak dan cocok dengan konsep freelancing. Industri kreatif Bali sangat penting untuk digarap dan dikembangkan. Itu menjadi alasan lain kami ada,” ujarnya.
 
Dia mengatakan, dua bulan sebelum launching, sudah ada 680 orang freelancers menggunakan platform e-commerce Solos berasal dari seluruh daerah di Indonesia, semuanya bergerak di bisnis kreatif. Dijelaskan pula, Solos menghadirkan tiga solusi utama yaitu sebagai portfolio builder, online shop for service, dan payment solutions for service sellers. Solusi ini diciptakan untuk mewujudkan misi Solos membantu freelancers dan solopreneur menemukan klien baru dengan cepat. 
 
“Solos diciptakan untuk membantu mereka mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menyepakati transaksi, yang pada akhirnya menghasilkan lebih banyak pendapatan. Kami ingin meningkatkan pendapatan bagi para profesional Asia dari 20 dolar AS per hari menjadi 20 dolar AS per jam,” demikian Ricky Willianto.