BALI TRIBUNE - Diduga akibat penyakit epilepsinya kambuh, seorang pengemudi mobil Avansa hilang kendali di Traffic Light Jalan Gatot Subroto, atau di Traffic Light Patung Debes-Wagimin di timur Universitas Mahasaraswati, Tabanan, Jumat (26/5), sekitar pukul 08.25, hilang kendali kemudian menabrak lima sepeda motor dan menyebabkan para korbannya luka-luka sehingga dilarikan ke BRSU Tabanan.
Berdasarkan informasi di lapangan, kejadian bermula ketika sebuah mobil Avansa berwarna silver bernomor polisi DK 791 AJ yang dikemudikan oleh I Made Deni Adnyana (21), warga Banjar Jadi Desa, Desa Jadi, Kecamatan Kediri, Tabanan, melaju dari arah timur menuju barat. Namun tiba-tiba Avansa tersebut melewati Marka as jalan dan masuk ke jalur berlawanan sehingga menabrak 5 sepeda motor secara beruntun. Bahkan dua sepeda motor masuk ke kolong mobil Avansa. Dan Avansa baru berhenti setelah menabrak trotoar yang ada di utara jalan.
Adapun kelima sepeda motor yang terlibat kecelakaan adalah sepeda motor Honda Beat berwarna Hitam bernomor polisi P 4556 DY yang dikendarai oleh Supriadi (27), alamat Jalan Kakak Tua Nomor 21, yang membonceng Abusairi (21), alamat Jalan Kakak Tua No 21, dan mengalami luka lecet pada lutut, lecet pada paha bagian kanan dan jari kiri tidak bisa digerakkan. "Kami mau berangkat kerja ke Kediri," ujar Supriadi.
Kemudian sebuah Sepeda Motor Honda Scoopy Merah bernomor polisi DK 2587 HZ juga menjadi korban, bahkan hingga masuk kolong Avansa. Beruntung pengendara motor, I Putu Conik (34), warga Banjar Tengah Kangin, Desa Kerambitan, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, selamat dari peristiwa tersebut meskipun mengalami sejumlah luka. "Saya cuma luka lecet di tangan saja," ujar pria yang merupakan Staff di Sekretariat DPRD Tabanan tersebut.
Selanjutnya, sepeda motor Honda Scoopy Putih bernomor polisi DK 7110 HQ yang dikendarai I Nyoman Tangkas (31), alamat Banjar Penatahan Kelod, Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Tabanan, juga menjadi korban, akibatnya korban mengalami lecet-lecet dan bengkak pada pangkal paha sebelah kiri. “Saat itu Mobil Avansa tiba-tiba melewati marka as jalan kemudian motor saya kena spion Avansa sehingga saya agak oleng, ternyata dibelakang saya Avansa itu nabrak motor Beat sehingga Beat jatuh dan menabrak saya sehingga saya juga jatuh,” terangnya ditemui di BRSU Tabanan.
Yang tak kalah dibuat kaget dengan mobil Avansa tersebut adalah I Nyoman Alit Armadhi (36), warga Dusun Delod Rurung, Desa Antasari, Kecamatan Selemadeg, Tabanan. Saat itu dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra X 125 Merah bernomor polisi DK 5036 HP, ia melaju dari arah barat, namun seketika mobil Avansa menabrak dirinya, tubuhnya terlempar ke trotoar dan sepeda motornya masuk kebawah kolong Avansa. “Saya maut berangkat kerja ke Mengwi, tiba-tiba motor saya dihantam Avansa, jadinya jari tengah kanan dijarit dua dan kaki kiri lecet,” ujarnya.
Sedangkan terparah adalah Ni Putu Ana Purnamawati (32), warga Banjar Wanasari Tengah, Desa Wanasari, Kecamatan Tabanan, yang ketika itu mengendarai sepeda motor Honda Kirana bernomor polisi DK 5898 HA. Perempuan yang hendak bekerja ke Denpasar itu mengalami patah tulang tangan kanan, luka pada bibir bagian bawah dan lecet-lecet, serta sempat pingsan. “Sebelum saya jatuh, saya lihat Avansa itu sudah oleng dengan kecepatan tinggi. Didepan saya juga sudah ada yang jatuh, tetapi saya tidak bisa menghindar,” terangnya.
Sementara itu, pengemudi Avansa yang merupakan Mahasiswa di salah satu Universitas Swasta di Denpasar, mengaku sebelum kejadian dirinya hendak ke BRSU Tabanan untuk mencari obat, dimana dirinya sejak kelas I SMA memang menderita Epilepsi dan sering kali kambuh. “Saya mau cari obat ke Rumah Sakit karena tidak boleh putus obat,” ujarnya.
Ia pun memaksakan pergi ke Rumah Sakit karena orang tuanya sedang bekerja mengirim nasi ke Denpasar. Dan tanpa ia sangka, saat menyetir penyakit Epilepsinya kambuh, sehingga tidak bisa mengingat dengan pasti kronologi kejadian.
Kasat Lantas Polres Tabanan, AKP I Ketut Mastra Budaya mengetakan jika peristiwa tersebut ditangani Polsek Kota Tabanan. Namun terkait kelanjutan kasus, ia mengatakan masih harus meminta keterangan para korban yang saat ini masih menjalani pengobatan di BRSU Tabanan. “Pengemudi Avansa ternyata tidak memiliki SIM A, dan sementraa menurut keterangan pengemudi dan keluarganya memang pengemudi selama ini menderita penyakit epilepsy,” ujarnya.