BALI TRIBUNE - Guna menarik minat masyarakat berinvestasi di pasar modal, Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal (BPSPM) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2017 di Bali pada 18 - 20 Juli 2017. Kegiatan ini telah diselenggarakan sejak tahun 2015-2016 di 12 kota besar di Indonesia yang merupakan hasil kerjasama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan efek dan Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI).
Denpasar menjadi kota ke-6 diselenggarakannya program SEPMT tahun 2017 setelah Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Palembang, dan Makassar. Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal lA OJK, Gonthor R. Aziz mengatakan kegiatan tersebut untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, wartawan, dan pelaku bisnis di daerah atas isu aktual di pasar modal. Serta memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam berinvestasi yang cerdas dan aman. Hal itu sebagai bentuk ajakan persuasif kepada masyarakat untuk dapat menjadi investor di pasar modal, dan merupakan wujud kongkret dari recycle pungutan OJK.
Berdasarkan survei indeks literasi keuangan tahun 2016, indeks pasar modal nasional hanya sebesar 4,4 persen meningkat dari yang sebelumnya di tahun 2013 yaitu sebesar 3,79 persen. Artinya dari 2013 - 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,61 persen. Sedangkan untuk indeks inklusi nasional tahun 2016 juga mengalami peningkatan dari 0,11 persen di tahun 2013 menjadi 1,25 persen di tahun 2016, meningkat sebesar 1,14 persen. “Sehingga diharapkan melalui kegiatan ini dapat lebih meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pasar modal khususnya di Kota Denpasar,” katanya kepada awak media di Denpasar, Selasa (18/7).
Menurut Gonthor, kegiatan pemahaman dan edukasi terkait pasar modal ini dilakukan melalui kompetisi nasional games investasi pasar modal 2017 (Nabung Saham Go dan kartu permainan Stocklab) pada 19 Juli 2017 di Kantor OJK Regional 8 Bali dan Nusra yang menyasar anak-anak muda Bali. “Ada sekitar 199 anak-anak muda yang terdaftar mengikuti kompetisi ini,” sebut Gonthor.
Sementara itu, Kepala BEI Kantor Perwakilan Bali, Agus Andiyasa mengatakan games tersebut merupakan terobosan baru guna mengedukasi masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. “Kita pun mau bikin public expose. Ini bisa mengetahui seperti apa isi dalam perusahaannya, bagaimana laporan keuangannya dan bagaimana anak perusahaannya,” ujarnya.
Lanjut Agus menyebutkan, terkait perkembangan pasar modal di Bali masih didominasi investor usia 40 tahun keatas disusul dari kalangan muda. “Strategi kita untuk meningkatkan investor muda dengan games ini dan Nabung Saham Go,” imbuhnya. Ditambahkan Agus hingga Juni 2017 jumlah sub rekening efek (SRE) di Bali sebanyak 11.264 SRE dengan pertumbuhan 10,89 persen. Sedangkan single investor identity (SID) sebanyak 9.614 SID dengan pertumbuhan 13,12 persen.
Terkait kompetisi, games pertama adalah Nabung Saham GO, yang merupakan aplikasi game simulasi trading dan dibuat sederhana untuk memudahkan pengenalan pasar modal kepada masyarakat yang masih awam. Aplikasi ini diciptakan, dikembangkan, dan dikelola sepenuhnya oleh PT. Winratama Perkasa atau dikenal dengan nama Wingamers dan dapat di download di google play store dan app store.
Kompetisi games kedua adalah Stocklab yaitu game simulasi investasi berbentuk kartu. Games ini dilaunching bersamaan dengan Nabung Saham GO pada tanggal 27 Agustus 2016 di BEI dan sudah diperkenalkan ke masyarakat di lebih dari 20 kota dan lebih dari 40 perguruan tinggi. Untuk kompetisi StockLab tahun 2017 akan diselenggarakan di 20 kota, dan Denpasar menjadi kota ke-16 di tahun ini. Di masing-masing kota akan diambil dua terbaik yang nantinya akan bertanding di final. Sedangkan final kedua kompetisi ini akan diselenggarakan di Jakarta sekaligus dalam rangka memperingati 40 Tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia pada Agustus 2017.