BALI TRIBUNE - Dengan adanya letusan perdana Gunung Agung, Selasa (21/11) sekitar pukul 17.05, yang menurut BNPB di pos induk sebagai letusan Freatik, yaitu letusan yang dipicu oleh air yang bertemu dengan magma di kepundan, menyebabkan asap pekat membumbung setinggi 600 meter, sempat membuat panik warga yang berada di KRB 1, 2 maupun 3.
Menilik situasi Gunung Agung tersebut, pengungsi KRB 3 yang selama ini ada yang memaksakan diri pulang, akhirnya kembali ke Posko Pengungsian di GOR Swecapura, Gelgel, Klungkung, Selasa (21/11) malam pukul 21.50 wita.
Adanya pengungsi yang kembali ke Pos Pengungsi di GOR Swecapura ini dibenarkan oleh Kepala BPBD KLungkung Putu Widiada,S,Sos. Menurut keterangannya, Rabu (22/11), beberapa pengungsi berasal di wilayah KRB III yakni Desa Sebudi, Kec. Selat, Kab. Karangasem yang sempat pulang untuk melakukan persembahyangan, sudah kembali lagi karena merasa khawatir terhadap kepulan asap tebal dan berwarna kehitaman yang mereka saksikan,disamping mereka terpengaruh info yang tidak bertanggung jawab di medsos yang berseliweran.
Dari sejumlah Pengungsi KRB III ini yang kembali diantara warga pengungsi berjumlah 11 KK sekitar 40 jiwa dengan rincian ada 3 KK sejumlah 9 jiwa berasal desa Amerta Bhuana dan 6 KK sejumlah 27 jiwa asal desa sebudi dan terakhir ada 2 KK sejumlah 4 jiwa berasal dari Dusun Muncan Kaja. ”Seluruh pengungsi yang kembali datang kita sudah data dan untuk sementara para warga pengungsi yang baru datang ini telah tertampung di GOR Swecapura,” jelas Putu Widiada seraya melaporkan kondisi riil di pengungsian kepada Bupati Klungkung Nyoman Suwirta.