Dari Perjalanan 20th Safety Japan Instructors Competition (2-Habis) Kereta Api Bersih dan Rapi, Dahulukan Pejalan Kaki | Bali Tribune
Diposting : 9 October 2019 23:02
Hendrik B Kleden - Bali Tribune
Bali Tribune/ GERBONG - Suasana di dalam gerbong kereta cepat Shinkansen.
Balitribune.co.id | Jepang - Astra Honda Motor (AHM) memberi kesempatan kepada  lima awak media  meliput langsung  kompetisi 20th Safety Japan Instructors  Competition, Sirkuit Suzuka Jepang. Wartawan Balitribune.co.id |   salah satunya . Berikut laporan perjalanannya bagian terakhir dari dua tulisan. 
 
Usai peliputan kompetisi safety riding, Jumat (4/10) pukul 15.00 waktu setempat rombongan menuju ke Tokyo. Menumpang kereta api dari Osaka (distrik Suzuka) menuju ibukota Jepang.
 
Pertama menggunakan  kereta Api dari Stasuin Shiroko menuju Nagoya. Pemandangan di stasiun terlihat dengan lalu lalang penumpang jalan cepat  dan tak ada waktu untuk mengobrol satu sama lain. Semua diburu waktu.
 
Meskipun terburu waktu, penduduk Jepang sangat disiplin. Mereka berbaris rapi menunggu kedatangan kereta api.
 
Kemudian  dengan kereta api cepat Shinansen dari Nagoya menuju stasiun Omori. Bagi Bali tribune menumpang Shinkansen menjadi pengalaman mengesankan, kereta api cepat antar kota ini dapat mencapai kecepatan 300 km/jam.
 
Sepintas  ruang  dalam gerbong Shinkansen seperti kabin pesawat berisikan 3 kursi penumpang dengan  dua baris, bersih dan rapi. Meskipun semua kursi penumpang penuh, suasana di Shinkansen sangat sepi. Tidak ada  penumpang ngobrol, bahkan suara dering  HP pun tidak kedengaran. Semua rata-rata penumpang malah asyik bermain dengan HP-nya atau membaca buku. 
 
Tiba di di Tokyo kurang lebih pukul 20.00 waktu setempat dan langsung chek in di Hotel Mystay Premier Omari.
 
Keesokan harinya, Sabtu (5/10 ) seharian penuh tour keliling  Kota  Tokyo. Meskipun Jepang terkenal sebagai rakasasa  produsen mobil dan motor, penduduk Jepang lebih memilih jalan kaki atau sepeda dayung untuk bepergian. Padahal hampir  di setiap garasi  rumah penduduk Jepang terparkir mobil atau motor.
 
 Fasilitas pedestrian yang begitu nyaman menjadikan penduduk Jepang lebih  senang menempuh tempat yang dituju dengan jalan kaki. Tidak ada sama sekali pedagang kaki lima yang menjajakan dagangan di trotoar . Hampir di setiap pertigaan atau perempatan, Pejalan kaki diberi kesempatan leluasa menyeberang. 
 
“Orang Jepang selalu punya kesibukkan, setelah melakukan aktivitas, mereka akan segera pergi melakukan kegiatan lainnya dengan jalan kaki,” terang Mahmudi Tour Guide selama di Tokyo. 
 
Begitupun dengan pemakai sepeda dayung. Ada jalur  khusus bagi mereka. Di setiap pusat perbelanjaan juga ada parkir khusus untuk sepeda dayung.
 
Minggu (7/10) kurang lebih pukul 23.15, rombongan kembali ke tanah air dengan menumpang maskapai penerbangan Singapore Airlines dari bandara udara Haneda. Namun, sebelumnya city tour lagi ke kawasakan Book Off Shinjuku serta Harajuku.
 
Harajuku bisa dikatakan pusat perbelanjan paling ramai di Jepang. Sepanjang jalan ini penuh dengan toko-toko yang menjual aneka busana, kosmetik dan juga  keperluan lainnya.  Ciri khas  tempat ini yakni  orang-orang yang berdandan unik Setiap saat jalan ini berjubel dengan manusia, baik yang datang berbelanja ataupun mereka yang sekadar hanya nongkrong.