Desa Wisata Berpotensi untuk Spot Wedding | Bali Tribune
Bali Tribune, Selasa 31 Desember 2024
Diposting : 12 July 2016 14:29
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Pantai
Momen foto keindahan di pantai di wilayah Kuta Selatan.

KEINDAHAN alam yang ada di Pulau Dewata memicu pasangan dari berbagai negara di dunia maupun daerah di Indonesia melakukan wedding ceremony atau upacara perkawinan.

Bahkan tidak hanya penduduk lokal di Bali, sejumlah selebritis nasional dan duni menjadikan keindahan pulau Bali sebagai momen terindah untuk Wedding. Bagi pasangan yang akan melakukan perkawinan di Bali disuguhkan bermacam pilihan spot atau tempat untuk wedding ceremony baik itu bernuansa pedesaan yang menyajikan rumah adat Bali juga alam seperti pantai, persawahan, danau dan gunung.

Menurut Ketua Bali Wedding Association (BWA), Ketut Agus Dion Satvika berbagai spot menarik yang ada di Bali menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk melangsungkan perkawinan di pulau yang kini mendapat julukan destinasi wisata cinta. Dia menyebutkan Uluwatu, Danau Tamblingan, Taman Ujung, Ubud, Danau Buyan dan pantai kerap dijadikan tempat wedding maupun pre wedding.

“Rata-rata semua wisatawan yang mau pre wedding atau wedding di Bali memang mencari tempat wisata,” terangnya ketika dihubungi Senin (11/7). Sementara itu menurut Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya bahwa desa wisata bisa menjadi salah satu spot wedding. “Bahkan itu akan menjadi lebih unik lagi karena rumah orang Bali yang di desa bangunannya lengkap ada bale delodnya dan lainnya daripada melakukan di villa. Namun dengan catatan sepanjang jangan melakukan ritual,” katanya.

Khusus untuk di Kabupaten Badung sesuai SK Bupati, dikatakan Rai sekarang ini sudah ada sebanyak 11 desa wisata. Namun untuk desa wisata yang kurang berjalan maksimal kata dia akan dilakukan pembenahan manajemen agar menjadi lebih profesional. “Tapi untuk desa wisata yang kurang berjalan akan dibenahi terus bersama industri melalui dinas pariwisata. Misalkan jika kualitas SDMnya kurang maka perlu ditraining dulu di hotel-hotel. Atau mungkin sarananya yang belum lengkap itu yang perlu dibenahi,” jelas Rai.

Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Cokorda Raka Darmawan mengatakan, jika desa wisata dikaitkan dengan wedding tentu ini akan menjadi suatu peluang bagi masyarakat setempat terutama yang mengelola desa wisata. “Ini merupakan suatu kesempatan yang bisa ditangkap untuk aktivitas wedding terutama dari saudara-saudara kita yang mengelola desa wisata. Karena wedding ini sudah mulai dilirik oleh wisatawan untuk melakukan resepsi atau seremonialnya yang ingin dilakukan di Bali,” ucapnya.

Namun pihaknya menegaskan ada hal-hal yang harus diperhatikan yaitu terkait tata cara upacara jangan sampai menyimpang dari ajaran agama ataupun simbol-simbol yang digunakan. “Kita bicara spot saja sekarang. Karena spot ini nilai jualnya sangat tinggi di wedding organizer begitu menariknya spot akan mengangkat nilai jual bagi mereka untuk memasang tarif,” tegas Cok Darmawan. Menurutnya keberadaan desa wisata yang dijadikan tempat wedding ini harus dikelola dengan baik.

“Karena untuk melaksanakan wedding di suatu tempat itu nilai jual tempatnya harus tinggi. Dalam artian, tempat itu harus bersih sarana prasarana lengkap, begitu juga infrastruktur menuju lokasi juga harus baik,” imbuhnya. Hal tersebut dikatakan Cok Darmawan merupakan persyaratan yang harus dimiliki apabila desa wisata di Badung dilirik menjadi tempat wedding.

Pemerintah pun disebutkannya concern untuk menata desa wisatanya agar lebih baik dari saat ini. “Apakah potensinya berkembang menjadi suatu tempat wedding ya syukur karena ada suatu kegiatan yang beda sehingga menambah nilai. Pemerintah juga konsen untuk melakukan penataan guna melengkapi sarana prasarana yang dibutuhkan oleh masing-masing desa wisata. Karena antara satu desa wisata dengan lainnya beda karakternya,” terangnya.