Denpasar, Bali Tribune
Kepergian wartawan senior Edi Djuli Sugiarto, tidak saja meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar harian “Bali Tribune” serta pihak keluarga, namun rasa duka serta kehilangan juga dirasakan sejumlah organisasi di Bali, tempat almarhum berproses dan berdinamika selama hidupnya.
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Denpasar, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Bali, Pemuda Katolik (PK) Komisariat Daerah Bali adalah tiga dari cukup banyak organisasi yang sangat melekat dengan Sugi, sapaan akrab almarhum. Maklum saja, di tiga organisasi tersebut, Sugi pernah menduduki jabatan strategis.
Tahun 1992-1994 misalnya, Sugi menjabat sebagai Ketua Presidium DPC PMKRI Cabang Denpasar. Selanjutnya tahun 2000-2010, Sugi dipercaya sebagai Ketua Komisariat Daerah Pemuda Katolik Provinsi Bali, dan pada periode yang sama, Sugi juga duduk sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD KNPI Provinsi Bali selama tiga periode berturut-turut.
Sugi meninggalkan jejak manis di tiga organisasi kemasyaratan dan pemuda tersebut. Hal paling menonjol yang selalu dikenang rekan serta para juniornya adalah, Sugi sebagai pribadi yang bersahaja dan jujur, begitu pula dalam hal berorganisasi, Sugi dikenal sebagai guru, sosok yang tegas serta seorang organisatoris handal.
"Mas Sugi bagi saya bukan sekedar senior dalam organisasi, tetapi adalah seorang sahabat dan guru. Mas sugi banyak memberi inspirasi dan meletakan prinsip-prinsip dasar organisasi dan mengajarkan banyak hal tentang bagaimana kita berorganisasi yang benar," kata mantan Ketua Presidium PMKRI Cabang Denpasar Hironimus Adil (periode 2000-2001).
"Mas Sugi adalah seorang administrator yang hebat, ulet dan sangat detail, terutama soal urusan surat-menyurat. Beliau juga seorang yang taat dan ketat dalam menerapkan aturan organisasi," imbuh Hiro, sapaan akrabnya.
"Hal yang tak terlupakan dari Mas Sugi adalah dia seorang yang low profile, tidak pernah marah dan pemaaf. Mas Sugi juga banyak membantu dan mendampingi pengurus PMKRI beberapa tahun setelah dia tidak jadi ketua lagi. Mas Sugi juga seorang yang kritis," kesan Hiro, yang juga mantan Komda III (Jatim, Bali dan NTB) PP PMKRI (2002).
Kesan tak jauh berbeda juga dilontarkan Valerian Libert Wangge, mantan Ketua Presidium PMKRI Cabang Denpasar (periode 2004-2005). Menurut lawyer muda ini, Sugi adalah sosok penting dalam dirinya, baik dalam berproses di PMKRI maupun menjalani profesi sebagai advokat.
"Mas Sugi adalah abang saya. Kami sering berbagi dalam kekurangan kami. Saat dulu masih aktif di PMKRI, dia aktif membimbing dan minta saya pelajari seluruh hal tentang PMKRI di sekretariat, berbagi banyak materi penting untuk saya dalamin sebagai kader," tutur Faris, sapaan akrab Valerian Wangge.
"Mas Sugi bangga ketika tahu saya memilih karir menjadi lawyer. Maka selalu dengan caranya, ia memberikan suport moril maupun lewat pemberitaan di media massa. Mas Sugi ingin saya bisa jadi sosok kebanggaannya, jadi famous media," ujar Faris, yang mengaku sangat kehilangan sosok Sugi.
Adapun mantan Ketua DPD KNPI Provinsi Bali Putu Gede Indriawan Karna, menyebut Sugi sebagai seorang administrator handal serta memiliki panca indera yang tajam. Itu sebabnya, selama dua periode menahkodai KNPI Bali, Iwan Karna mempercayakan Sugi sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi.
"Ia pandai 'melihat' dan 'mencium' masalah. Matanya tajam melihat masalah. Naluri jurnalistiknya masuk, tapi dia jernihkan pandangan juga sebagai seorang pemimpin di Pemuda Katolik. Kalau kita hanya mendengar 1-2 persoalan saja, maka dia mampu mendengar sampai 5 masalah secara akurat," kenang Iwan Karna.
"Dalam beberapa hal, memang dia tak banyak bicara. Tetapi banyak naskah pidato, sambutan, yang dia buat secara pribadi maupun untuk kepentingan institusi KNPI. Mas Sugi sosok yang komplit. Dia organisatoris handal," pungkas Iwan Karna.