SEMPAT disemprot Kapolda Bali terkait lemahnya sistem pengamanan hotel, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali langsung berbenah. Petugas keamanan hotel diminta memaksimalkan pengawasan.
Peningkatan sistem keamanan ini salah satunya dengan pemantauan melalui kamera pengawas atau CCTV guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Menurut Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), peningkatan sistem pengamanan ini dilakukan untuk mendeteksi setiap pergerakan yang mencurigakan dari kelompok radikal.
Imbauan memaksimalkan pantauan keamanan dengan CCTV tersebut ditengarai adanya pengakuan pihak Polda Bali yang menyatakan pihak pengamanan hotel mewah di kawasan Nusa Dua telah kecolongan karena ada kelompok radikal yang menginap selama satu minggu. Bahkan petugas kepolisian pun sama sekali tidak mengetahui.
Cok Ace mengaku kesulitan dalam mendeteksi keberadaan kelompok radikal di lingkungan hotel. Sebab penampilan dan pergerakan mereka tidak menunjukkan tanda-tanda yag mencurigakan. Bahkan penampilan kelompok radikal tersebut dikatakannya menyerupai wisatawan biasa yang tidak menonjolkan jati dirinya.
“Memang, kami sulit melacak dan mendeteksi keberadaan mereka kecuali ada gerak gerik yang mencurigakan,” akunya di Denpasar, Rabu (27/4).Untuk keamanan wisatawan, pelaku industri akomodasi perhotelan kata dia selalu menerapkan waspada tertinggi. Selain dengan mengawasi setiap perilaku yang mencurigakan juga mengoperasikan alat deteksi dengan baik.
“CCTV itu sangat penting. Jika ada kelompok radikal yang meninggalkan kertas yang digunakan untuk komunikasi terkait jaringan teroris seperti yang sudah terjadi itu kita bisa mendeteksi siapa saja yang keluar masuk kamar tersebut. Begitu juga perlu adanya pantauan keamanan dari Polda ke hotel-hotel,” urainya.
Cok Ace menambahkan jika semua hotel di Bali baik itu yang berbintang lima ataupun di bawahnya memberlakukan sistem pengamanan dengan alat detektor kelas I. “CCTV tetap sangat penting minimal di depan hotel ada 2 atau 3 CCTV untuk bisa memberikan informasi,” tegasnya. Terkait pernyataan Kapolda Bali, beberapa kalangan justru heran.
Menurutnya, hal itu diketahui, setelah tamu check out terekam dalam prin out pembicaraan yang mengarah diduga teroris. “Di setiap pintu masuk ke Bali dikawal ketat. Pengamanan di mana-mana oleh polisi, kok hotel yang disalahkan. Ini namanya Polda Bali kecolongan,” sergah salah seorang pelaku pariwisata.