Diposting : 3 March 2020 06:19
Nyoman Astana - Bali Tribune
Balitribune.co.id | Gianyar - Bencana longsor kembali makan korban di Gianyar. Dari tiga orang yang tertimbun longsor tebing, seorang tewas dan yang lain berhasil menyelamatkan diri. Saat kejadian, mereka sedang mengerjakan betonisasi terowongan di Banjar Penyabangan, Desa Kerta, Payangan, Senin (2/3).
Pagi itu sekitar pukul 08.00 Wita, 3 orang pekerja asal Banjar/Desa Kerta, Payangan masing-masing I Rombak (50), I Made Purwata (50) dan I Made Junarta (48) sedang memulai mengejarkan pembetonan terowongan.
Namun sayang, mereka kurang memperhatikan kondisi tebing di atasnya yang labil, terlebih usai diguyur hujan deras dalam beberapa hari terakhir.
Setelah melakukan aktivitas sekitar 30 menit, diduga dipicu oleh getaran saat mereka bekerja, tebing mulai labil dan diawali dengan peringatan longsor kecil. Disusul kemudian dengan longsor tebing yang cukup besar dan langsung menimbun mereka bertiga.
Dua orang masing-masing Made Purwata dan Made Junarta yang posisinya paling pinggir sempat mencoba menghindar namun tetap tertimbun longsor di bagian tubuhnya. Sementara I Rombak yang posisinya paling tengah, tidak sempat menghindar sehingga seluruh tubuhnya tertimbun.
“Setelah longsor itu, saya langsung teriak minta tolong, saya hanya tertimbun di bagian badan ke bawah karena sempat lari menjauh,” ungkap Made Junarta salah satu korban usai mendapat perawatan di Puskesmas Payangan.
Beberapa menit setelah kejadian, warga berdatangan ke lokasi untuk memberikan pertolongan. Namun sayang, dengan peralatan yang terbatas, warga hanya bisa menyelamatkan dua nyawa pekerja. Sedangkan I Rombak yang posisinya paling dalam, nyawanya tidak tertolong.
“Saat ditemukan, Rombak sudah tidak bergerak-gerak, kemudian langsung dibawa ke Puskesmas, namun oleh petugas dinyatakan sudah meninggal,“ sesal Junarta.
Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, Ni Wayan Sri Lasmiari, hingga kini pihaknya bersama instansi terkait masih menangani bencana alam tanah longsor tersebut.
Disebutkan, tanah longsor ini memiliki ketebalan 4 meter, tinggi 15 meter, lebar 15 meter. Terjadinya longsor diduga akibat dari cuaca ekstrem yaitu intensitas curah hujan yang cukup tinggi yang terjadi belakangan ini. Terlebih lagi kondisi tanah di lokasi longsor cukup labil.
“Saat ini korban meninggal dunia sudah berada di rumah duka dan pihak keluarga korban menerima kejadian ini sebagai musibah. Sedangkan kondisi kedua korban lainnya sudah membaik,” terangnya singkat.