
Balitribune.co.id | Semarapura - Tradisi adiluhung yang masih lestari di Desa Adat Kutapang, Nusa Penida sampai saat ini adalah tradisi ngarak bade ke tengah laut sesuatu yang dinanti-nanti warga setiap upacara ngaben masal berlangsung.
Ngarak bade di tepian pantai di sepanjang garis pantai kadang kadang diseret ketengah laut di utara Nusa Penida khususnya di Desa Batununggul di antaranya yang masih digelar di tepian pantai Batumulapan dan Kutapang. Begitu juga Desa Suana baik Karangsari maupun di Semaya. Tumpah ruah warga menyaksikan gelaran budaya yang dilaksanakan secara periodik tiap lima tahun sekali. Khusus di Desa Adat Kutapang tepian pantai yang merupakan areal jukung nelayan yang bersandar mendadak penuh suka-cita.
Saat dikomfirmasi, Rabu (17/5/2023), Ketua Panitia I Wayan Pageh menyampaikan upacara pitra yadnya “ ngaben “ secara masal digelar sudah direncanakan dan dipersiapkan setahun lalu. Kali ini sawa yang ikut sebanyak 50 dengan iuran setiap sawa sebanyak 12 juta. Biaya yang dikeluarkan oleh warga tersebut tidak hanya sebatas upacara ngaben melainkan sampai upacara nuntun pitara.
“Kami mempersiapkan dengan matang baik perencanaan hingga pembiayaan. Hal ini untuk memastikan berapa iuran yang akan dikeluarkan hingga mencukupi sampai tuntas upacara nuntun. Desa Adat Kutapang yang terdiri dua banjar yakni Banjar Kutapang Kauh dan Kangin dengan tujuh soroh yang berpartisipasi dan puncak ngaben berlangsung Rabu, (16/5) kemarin, “ ujarnya Wayan Pageh.
Bendesa Adat Kutapang I Made Sinta mengutarakan upacara ngaben masal sudah menjadi tradisi kita ngarak badenya di tepian pantai. Secara jarak dari ngarak menuju setra tidak begitu jauh hanya 300 meter. “Jika diurunut ngarak bade di tepian pantai merupakan tradisi lawas. Hampir semua yang setra berada di tepian pantai melakukan tradisi yang sama begitu juga di Desa Adat kami, “ ujarnya.
Tak hanya warga Kutapang saja yang menyaksikan gelaran tradisi ini, warga lain ikut beramai-ramai menonton. Ngarak bade yang menarik ini bagian atraksi budaya yang adi luhung yang diwariskan secara turun-temurun. Secara kebersamaan upacara ngaben meringankan beban masyarakat baik secara material dan tenaga. Dengan bersama-sama kedekatan secara emosional akan terjalin begitu erat baik warga kami yang berada diperantuan Denpasar dan perantuan di luar Bali.