Partai Hanura ‘Dihabisi’ dari DPRD Badung | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 05 Desember 2024
Diposting : 12 May 2019 23:21
Made Darna - Bali Tribune
Bali Tribune/Made Subawa

balitribune.co.id | Mangupura - Pemilu legislatif (Pileg) 2019  nampaknya menjadi petaka bagi Partai Hanura secara nasional, tak terkecuali di Kabupaten Badung. Di Gumi Keris Badung, partai besutan Oesman Sapta Odang (OSO) ini justru harus “angkat kaki” dari parlemen Badung.

Pasalnya, dalam Pileg kemarin, tak satu pun calon legislatif (Caleg) dari Partai Hanura bisa lolos ke Gedung Sempidi. Puluhan punggawa-punggawa Hanura dari ujung utara hingga ujung selatan Gumi Keris yang dipasang tarung memperebutkan kursi wakil rakyat Badung semua dipaksa gigit jari oleh partai penguasa PDI Perjuangan. Raihan suara Hanura pun tergolong minim.

Padahal, Partai Hanura pada periode 2014-2019 memiliki dua wakil di DPRD Badung yaitu I Made Sudarta dan I Made Subawa. Namun, sekarang tak satu pun wakil rakyat dari Hanura ini tersisa.

I Made Subawa selaku Ketua DPC Hanura Badung yang juga calon incumbent dari Dapil ‘neraka’ Abiansemal awalnya memang sempat digadang-dagang bisa lolos untuk mewakili Hanura di parlemen Badung. Namun, kenyataannya ia pun ikut menelan pil pahit dan tersingkir.

Sementara I Made Sudarta yang menjabat Ketua DPD Hanura Bali memilih tarung ke DPRD Bali. Dan itupun gagal melenggang ke parlemen Renon.

I Made Subawa yang dikonfirmasi, Minggu (12/5) tak membantah suara Hanura di Badung jeblok. Mantan Kadis Pariwisata Badung ini juga mengakui bahwa dari hasil hitung-hitungan suara partai yang dipimpinnya gagal meloloskan wakil rakyat ke DPRD Badung.

Sebagai “panglima’ Hanura di Badung, ia pun mengakui kekalahan ini. “Iya, kami menerima apapun keputusannya,” tegas Subawa singkat.

Seperti diketahui, DPRD Badung periode 2014-2019, partai Hanura mendudukkan dua wakil di DPRD Badung. Sebagai partai gurem, Hanura bergabung dengan Partai Gerindra membentukan satu fraksi yang dinamakan Fraksi Gerindra. Nama Gerindra dipakai sebagai nama fraksi lantaran jumlah anggota politisi Gerindra dominan, yakni empat anggota. Selama lima tahun duo wakil Hanura parlemen, lebih banyak sebagai partai oposisi bersama Gerindra.