BALI TRIBUNE - Beberapa jam setelah Gunung Agung mengalami erupsi magmatik yang terjadi Sabtu (25/11)lalu pukul 23.00 WITA, kembali pengungsi daerah asal Karangasem utamanya kawasan terdampak erupsi kembali penuhi lokasi pengungsian GOR Suwecapura. Kondisi pengungsian warga asal Karangasem, ini tampak sejak Minggu (26/11) pagi pukul 04 .00 WITA hingga sore hari pukul 14.00 wita pengungsi mulai berdatangan secara bergelombang diangkut Truk BPBD maupun kendaraan milik pribadi.
Para pengungsi kebanyakan berasal dari desa-desa yang wilayahnya berada di luar kawasan perkiraan bahaya KRB 1,2 maupun 3. Alasan mereka mengungsi mengaku khawatir mengingat desa mereka telah terjadi hujan abu sejak sabtu malam, malah disebutkan tumpukan abu vulkanis tebalnya mencapai 1 centimeter lebih.
Salah seorang pengungsi Ketut Susrama, asal Padangaji, Kecamatan Selat mengaku begitu bangun sekitar pukul 04.00 dirinya melihat abu vulkanik tebal menempel di sepeda motornya. Ia juga melihat lantai rumahnya dipenuhi abu. Saat itu dirinya langsung rembuhg dengan keluarga untuk lebih baik mengungsi ke Klungkung saja. “Saya berusaha menyelamatkan keluarga utamanya anak istti dan orang tua untuk segera mengungsi ke GOR Swecapura, Gelgel, Klungkung,” ujar Susrama terengah engah saat turun dari Truck BPBD yang mengangkutnya ke GOR Swecapura. Diakuinya sejatinya belum ada intruksi untuk segera mengungsi, tapi saya khawatir anak anak terserang infeksi saluran pernafasan,makanya langsung aja mengambil sikap ungsikan keluarganya.
Hal yang sama juga disampaikan Komang Bude asal Desa Sebudi, Karangasem. Dirinya termasuk daerah paling dekat dengan terdsanmpak erupsi Gunung Agung ini. Untuk itu dirinya tanpa membuang waktu lagi langsung berkemas kemas sejak pukul 4,30 Wita langsung menuju GOR Swecapura, Klungkung dengan alasan Pos Pengungsian ditempat ini sangat siap menerima kedatangan pengungsi asal Karangasem, sebutnya.
Hujan abu akibat erupsi Gunung Agung kali ini tidak saja terjadi diwilayah Karangasem yang mengalami hujan abu,namun nyatanya efek bencana akibat hujan abu ini juga melanda wilayah Kabupaten Klungkung sejak Sabtu (25/11) malam juga sudah terjadi hujan abu dibeberapa titik di Klungkung.
Kepala BPBD Klungkung Putu Widiada ditemui disela sela membangun dua Tenda Pengungsian di lapangan Swecapura,Gelgel menyatakan Klungkung siap kembali menampung pengungsi Gunung Agung. "Kami pasti akan dirikan kembali tenda tenda pengungsian. Tapi karena saat ini.kedatangan pengungsi belum signifikan, kami.maksimalkan dulu pemanfaatan GOR,kami bangun hanya dua tenda dulu," ujarnya.
Pasca hujan abu yang terjadi di Klungkung, menurutnya BPBD sudah membagikan 10.000 masker kepada masyarakat. Pembagian diilakukan di beberapa tempat keramaian seperti pasar dan di jalan jalan protokol dikota Semarapura. ”Ya saat ini sudah masuk ratusan pengungsi yang mendatangi Pos Pengungsi di GOR Swecapura, Gelgel, Klungkung,” tegasasnya.