balitribune.co.id | Nusa Dua – Pertumbuhan industri pariwisata di Bali membawa pengaruh positif terhadap bisnis ritel. Pasalnya, pelaku ritel di Bali mengakui tiap tahunnya mengalami pertumbuhan hingga dua digit. Bahkan kerap terjadi penambahan outlet atau toko baru di kawasan pariwisata. Demikian disampaikan Owner Coco Group, Nengah Natya saat meresmikan outlet yang ke 119 di Siligita Nusa Dua, Badung baru-baru ini.
Saat ini kata dia, pihaknya sebagai pembisnis di sektor ritel membidik kawasan pariwisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan terhadap produk lokal maupun impor. "Di kawasan pariwisata outlet kami bisa menjadi one stop shopping bagi yang membutuhkan produk, gaya hidup dan tempat pertemuan," ucapnya.
Menurut Natya, tempat usaha yang berada di lokasi strategis di area kegiatan kepariwisataan juga menjadi pemicu pertumbuhan bisnis di sektor ini. Selain itu juga dalam menghadapi persaingan di dunia ritel, pembisnis harus memahami perkembangan market dan melakukan inovasi produk.
"Bisnis ritel offline selalu harus tumbuh dan punya planning pengembangan bersifat inovasi misal dengan pembayaran digital atau Coco Pay. Disamping itu juga mengikuti perkembangan dengan online. Sesuaikan dengan perkembangan market," terang Natya.
Tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan penjualan 10%, meskipun pasar ritel di Indonesia tumbuhnya tidak lebih dari 5%. "Bali karena daerah pariwisata kenaikan bisa 2 digit. Jadi kita setiap tahun kenaikan 2 digit dari sisi penjualan. Sekarang sudah 12%, dengan penambahan outlet baru ini bisa tumbuh sampai 15%," sebutnya