balitribune.co.id | Denpasar - Badan Pengurus Ikatan Keluarga Lamaholot Bali Periode 2022 – 2025 dilantik oleh Ketua Flobamora Bali Yusdi Diaz di Aula ITB STIKOM Bali, Minggu (27/02/2022). Acara ini dihadiri oleh 25 unit paguyuban se-Flobamora Bali dan dua Korwil Flobamora. Lamaholot Bali adalah paguyuban diaspora NTT asal Solor, Flores Timur, Lembata, Adonara dan Pantar Baranusa.
Pengurus Lamaholot Bali beranggotakan 28 orang itu dipimpin oleh Yosep Pati Padak yang akrab dipanggil Yosep Boleng. Bagi pria asal Desa Tobi Tika, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara itu, inilah kedua kalinya mendapat mandat anggotanya untuk memimpin Lamaholot Bali.
Pelantikan badan pengurus ini sekaligus menjadi momentum khusus warga Lamaholot Bali untuk mengenang 77 hari meninggalnya mantan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya yang meninggal dunia di Bali, 19 Desember 2021.
"Mendoakan almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan,” ucap Muhammad Alqifari SL yang membawakan doa secara Islam.
Acara ini juga menjadi momentum mengenang 43 tahun bencana banjir bandang di Larantuka, Ibukota Kabupaten Flores Timur, 27 Februari 1979 yang menewaskan lebih dari 150 orang, dan mendoakan para korban untuk mendapat tempat yang layak pula.
Mengenang almarhum Frans Lebu Raya, semasa hidupnya beliau adalah putra terbaik Lamaholot yang menjadi Wakil Gubernur dan Gubernur NTT. “Khususnya bagi kami Lamaholot Bali, tiga tahun bersama beliau, terutama selama pandemi ini, beliau terlibat langsung menggalang bantuan untuk warga Lamaholot Bali, begitu warga Flobamora Bali,” terangnya.
Dalam sambutannya, Yusdi Diaz berharap pengurus baru ini lebih konsen membantu warga Lamaholot dalam hal kedukaan. Sebagai organisasi paguyuban tertua di Bali yang telah berusia 51 tahun, Lamaholot Bali harus tetap mempertahankan jati dirinya agar tetap menjadi solusi bagai warga di saat kedukaan.
“Lamaholot Bali dari dulu segini-gini aja anggotanya, kita tidak perlu mencari anggota. Biar sedikit, yang penting kompak, maka kita akan kuat. Heke Mege,” ujar Yusdi Diaz sambal mengutip tagline Lamaholot Bali, “Heke Mege”, yang artinya tetap berdiri kokoh, membantu anggota.
Ketua Lamaholot Bali Yosep Boleng menyampaikan penghargaan dan terimakasih atas kepercayaan anggota. Dia mengaku, tiga tahun sebelumnya memimpin Lamaholot Bali, dia dan para pengurus sudah memberikan yang terbaik buat warga, terutama dalam hal duka.
Disebutkannya, misi utama Lamaholot Bali adalah dalam hal duka dan suka tetapi penekanannya soal duka.
“Kalau soal suka itu kan sudah direncanakan, tapi musibah datang tanpa rencana,” ujarnya.
Kepada wartawan, Yosep Boleng mengatakan, saat ini anggota aktif Lamaholot Bali 500-an orang. Karena pandemi, banyak yang pulang kampung.
“Sebelumnya anggota kami mencapi seribu lebih. Tetapi ke depan, salah satu program kami adalah membuat system informasi anggota untuk memudahkan pendataan anggota. Siapa mau bergabung silakan, kami terima. Tapi kalau ada warga yang bukan anggota mengalami musibah, kami juga hadir membantu namun sifatnya sebagai pribadi,” kata Yosep Boleng.
Pada kesempatan tersebut, Yosep Boleng juga melantik Sub Unit Pengajian Wathan Lamaholot yang dipimpin oleh Muhammad Alqifari SL. Salah satu Sub Unit dalam Lamaholot ini baru terbentuk pekan lalu atas inisiasi Abdul Bethan dan Rahman Sabon Nama guna mempererat silaturahim warga Islam Lamaholot di bawah payung Lamaholot Bali dan Flobamora Bali.
“Dengan Sub Unit Watan Lamaholot Bali ini, harapannya kita selalu mempererat hubungan persaudaraan, menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, dan selalu mewujudkan toleransi dan keharmonisan antar umat beragam,” pungkas Muhammad Alqifari SL.