balitribune.co.id | Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) mengapresiasi masuknya Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, dalam daftar desa wisata terbaik dunia versi The United Nation World Tourism Organization (UNWTO).
Kepala Grup Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono mengatakan penghargaan itu menjadi bukti kolaborasi berbagai pihak, termasuk BUMN, desa, dan masyarakat setempat dapat menghasilkan perubahan positif.
"Kami merasa bangga atas prestasi itu dan pengakuan dari UNWTO juga menunjukkan betapa pentingnya kerja sama dalam mengembangkan destinasi pariwisata berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (21/10).
Penglipuran menjadi salah satu dari 54 desa wisata terbaik yang terpilih dari 260 kandidat desa terbaik dunia. Penghargaan prestisius itu diumumkan dalam sidang umum ke-25 UNWTO yang diadakan di Samarkand, Uzbekistan.
Penghargaan tersebut merupakan pengakuan bagi desa-desa yang menjadi teladan dalam memelihara keasrian kawasan pedesaan, melestarikan keanekaragaman budaya, nilai-nilai lokal, dan tradisi kuliner, serta menjaga keindahan alam.
Salah satu daya tarik utama Desa Penglipuran adalah keberhasilan menjaga budaya dan adat yang tetap kuat hingga saat ini.
Rumah-rumah di desa itu memiliki bentuk serupa dan teratur, menghiasi jalan utama desa yang panjang dan berjenjang. Setiap pekarangan dihiasi angkul-angkul (pintu gerbang khas Bali) yang saling berhadapan, menciptakan pemandangan yang memikat.
Desa seluas 112 hektare itu kini memiliki spot wisata baru, yaitu hutan bambu yang ditata sebagai area wisata alami yang menjadi pilihan favorit baru wisatawan.
Destinasi hutan bambu memberikan peluang ekowisata berkelanjutan. Lokasi tersebut memadukan unsur antara budaya Bali yang kental dan pelestarian ekosistem hutan bambu yang dianggap sakral oleh warga.
Pada pertengahan Agustus 2023, Pelindo menyelenggarakan Program Relawan Bakti BUMN Batch IV di Desa Penglipuran yang mengangkat tema Relawan Bakti BUMN untuk Hutan Bambu Indonesia Lestari.
Sebanyak 20 relawan melakukan berbagai kegiatan dan menetap di rumah-rumah warga selama tiga hari.
Relawan Bakti BUMN merupakan salah satu program populer Kementerian BUMN yang melibatkan desa binaan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN serta 10 hingga 15 karyawan BUMN.
Beberapa kegiatan utama saat itu antara lain penataan hutan bambu, dan lokakarya pemanfaatan bambu, mengajar di beberapa sekolah, memberikan edukasi terkait tour guide, fotografi dan pemanfaatan media sosial untuk mempromosikan usaha menengah dan kecil (UMK) di Desa Penglipuran.