BALI TRIBUNE - Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangsem dikenal sebagai sentra perajin penganan. Beberapa produk penganan seperti kue dodol, pia, pastel, dipasarkan di beberapa pasar di Bangli. Namun pasca penetapan status awas untuk Gunung Agung, kini penganan khas Nongan mulai langka di pasar. Diduga, kelangkaan terjadi karena pemilik usaha terpaksa menutup usahanya karena para karyawannya tidak lagi bekerja karena mengungsi
Salah seorang pedagang penganan di kompleks Pasar Kidul Bangli, AA Raka, mengaku pasokan penganan hasil produksi dari Desa Nongan sudah seret sejak sepekan. Kata pedagang asal Puri Kanginan ini, biasanya pasokan penganan datang setiap tiga hari sekali. “Ini sudah seminggu barangnya kosong “ ujarnya, Minggu (1/10). Dia mengatakan, selama ini penganan khas Nongan sangat laku, seperti kue pia mawar.
Dalam hitungan tiga hari saja pemilik Toko Pertiwi ini mampu menjual pia mawar sampai ratusan bungkus. Untuk harga, 1 bungkus pia mawar Rp 5000 per bungkus, jenis pastel Rp 10000 per bungkus, kue ilut Rp 4000 per bungkusnya. Menurutnya langkanya penganan khas Nongan dikarenakan perusahan penganan di desa Nongan tidak lagi berproduksi, dikarenakan para karyawanya tidak bekerja karena mengungsi “ Informasi seperti itu yang saya dapat dari pemilik usaha kue pia mawar “ ujar AA Raka.