BALI TRIBUNE - Keniscayaan peranan Pemangku/Pinandita dalam agama Hindu adalah hakiki. Namun kenyataannya, di tengah gemerlap Pariwisata Bali, masih banyak ditemukan pemangku yang kondisinya memprihainkan. Pakaian lusuh, tinggal di rumah yang kurang layak hingga kesulitan saat tertimpa masalah kesehatan. Karena itu, berangkat dari kemanfaatan ini, sektor pariwisat seyogyanya memberikan kontribusi untuk peningkatan kesejahteraan pemangku.
Harapan itu disampaikan oleh Dewan Pembina Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Bali, Tjokorda Raka Kerthyasa, di sela Sarasehan di Wantilan Pura Samuantiga, Bedulu. Gianyar. Minggu (16/7). Tokoh Puri Agung Ubud ini mengakui, hingga kini kue pariwisata yang dinikmati oleh pelaku pariwisata, sangat timpang dengan yang dirasakan oleh Pemangku. Padahal peranan pemangku sangat vital dalam prosesi keagamaan maupun adat yang menjadi roh pariwisiata Bali.
“Atas kondisi ini, dibutuhkan dukungan yang kuat dan simultan berbagai pihak, khususnya pemerintah sebagai pemegang kebijakan. Agar ke depannya, Keiklhasan pemangku sebagai pelayan umat juga diimbangi dengan ‘sari‘ kemajuan pariwisata. Kesimbangan inilah nantinya akan mempertahankan keajegan budaya Bali ke depan,” harap Tjokorda Raka Kerthyasa.
Ketua PSN Pusat, Jero Mangku Rajin juga mengakui, hingga saat ini Pemangku di Bali belum sepenuhnya sejahtera. Di beberapa daerah kehidupan pemangku masih memprihatinkan terkendala masalah ekonomi. Di sisi laian, juga banyak pemangku yang SDMnya terbatas. Karena itu, pihaknya meminta para pemangku terus meningkatkan kualitas diri, mengingat tupoksi utama pemangku memberikan penuntunan kepada umat. “Kami terus melakukan upaya untuk mencari langkah-langkah solusif untuk menyikapi kondisi pinandita dalam menjalankan tugas pelayanan,” terangnya.
Mewakili Bupati Gianyar, Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra, I Wayan Suardana, juga sepaham dan berharap kesejahteraan pemangku harus ditingkatkan. Namun, semua komponen diharapkan saling bersinergi utuk mencari solusi yang terbaika. “Melalui sarasehan ini, kami harapkan ada pembahasan dan capaian yang dapat dijadikan kajian pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan terkait kesejahteraan pemangku,” terangnya.
Ketua Panitia, Jero Mangku Gede Karnia S Arka menyebutkan, saresehan itu digelar, untuk memahami gambaran kondisi dan situasi pemangku sekarang ini. Dimana masih terjadi ketimpangan antara peran yang diemban serta perhatian yang diteriama. Karena itupula, sarasehan ini digelar dengan memilih “Peningkatan Kualitas dan Kesejahteraan pemangku/ Pinandhita dalam Kemajuan Pariwisata untuk Keajegan Hindu di Bali”. Melibatkan ratusan Pemangku se-Bali. dengan mengunakan sejumlah narasumber seperti Ketua PSN Pusat, Jero Mangku Wayan Rajin, Ketua PHDI Bali, IGN Sudiana, A Rai Arma dari Pemangku Pariwisata Museum, MUDP, Disbud Bali serta Ida Pandita Nabe Dukuh Acharyadhaksa.