Sidak Proyek Pasar Loka Crana Temukan Sejumlah Masalah | Bali Tribune
Diposting : 14 November 2017 21:27
Agung Samudra - Bali Tribune
DPRD
SIDAK - Anggoat Komisi III DPRD Bangli sidak proyek Pasar Loka Crana, Senin (13/11).

BALI TRIBUNE - Sejumlah masalah ditemukan oleh anggota Komisi III DPRD Bangli saat melakukan sidak proyek pembangunan Pasar Loka Crana Bangli, Senin (13/11), di antaranya kualitas beton dan material yang digunakan untuk pengecoran tidak teruji. Proyek pasar dengan anggaran besar, namun hasilnya dinilai tidak optimal.

Sidak yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Bangli I Nyoman Basma, Ketua Komisi III DPRD Bangli I Ketut Swastika, diikuti anggota Komisi III, I Wayan Subagan, I Made Sudiasa, Dewa Gde Oka. Kedatangan komisi III  diterima oleh pihak konsultan pengawas Gde Parwita. Dalam  sidak  anggota komisi III meliahat secara detail kualitas pengerjaan dari berbagai sisi.

Ketua Komisi III Ketut Swastika menyampaikan, dari pengecekan yang dilakukan pihaknya menemukan beberapa masalah, salah satunya kualitas beton, termasuk material yang digunakan untuk pengecoran. "Tadi kami sudah cek, keterang dari konsultan setiap pengecoran dengan material 15 kubik, ada tiga sampel untuk diuji, namun yang kami dapat jumlah sampel tidak banyak sedangkan material sudah digunakan  750 kubik, berarti ada campuran beton yang tidak diuji," ungkapnya. 

Pihaknya pun berencana pelakukan pengujian kembali, untuk memastikan kwalitas beton. "Sampel yang ada diabaikan saja, pengujian dilakukan ulang," terangnya. Pihaknya meminta pengawas agar lebih intens melakukan tugasnya. Selain itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bangli sebagai leading sektor harus melakukan pengujian secara akurat. 

Selain itu, Disperindag harus jeli, terlebih lagi proyek pasar anggaran cukup besar, agar ke depan tidak sia-sia, anggaran yang dihabiskan besar namun hasil tidak optimal. Kemudian yang menjadi persoalan material yang dipergunakan, material berupa pasir yang dinilai kwalitas rendah. "Kami temukan beberapa beton yang retak. Karena kwalitas material rendah, berpengaruh pada hasil pekerjaan  jelasnya.

Sementara anggota Komisi III, I Wayan Subagan mengatakan dalam sidak  kita menemukan keterlambatan reliasi pengerjaan , dimana jika mengacu  waktu maka progress pengerjaan sudah  57 persen, namun pihak rekanan baru  bisa mengambil pekerjaan 41 persen. Terkait temuan ini pihaknya menganjurkan pihak rekanan untuk menambah  tenaga pekerja dan  melakukan lembur. “Kalau tidak dilakukan dua hal tersebut dapat dipastikan pengerjaan akan tidak selesai tepat waktu,” ujarnya.

Konsultasn Pengawas Gede Purwita, mengatakan setiap pembuatan beton atau campuranya, telah dibuatkan sampel. Campuran sesuai mic desaign beton K. 250. Disinggung terkait material pasir yang rendah pihaknya berdalih bahwa sulit mencari material, terlebih lagi ketika Gunung Agung masih berstatus awas. "Ketika itu sulit cari material pasir Karangasem, maka digunakan pasir dari Kintamani, dan itupun juga sulit untuk memperolehnya,” ujarnya.