Jakarta,
Kabar mengenai akan diumumkannya reshuffle atau perombakan kabinet kian berhembus kencang. Disinggung mengenai peluang reshuffle terjadi pada Rabu (13/7) hari ini, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno, menampiknya.
Dia menyatakan, lazimnya reshuffle diumumkan tidak terlalu direncanakan. Menurutnya, pada Rabu (13/7), Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya akan melantik Komjen Tito Karnavian sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti. Oleh karena itulah, dia meminta semua pihak untuk tetap menunggu kepastian reshuffle.
“(Reshuffle) sudah dipikirkan jauh-jauh hari, tapi kan tidak perlu diumumkan jauh-jauh hari juga. Kita tunggu saja,” kata Pratikno di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (12/7). Pada bagian lain, dia tidak mengetahi adanya pertemuan Presiden dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. “Saya tidak tahu,” katanya.
Sekadar diketahui, Presiden ternyata bertemu Paloh di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (12/7). Ketua DPP Nasdem, Johhny G Plate, saat dikonfirmasi mengatakan, pertemuan itu hanya sebatas silaturahmi. “Bang Surya baru kembali ke Jakarta setelah Lebaran belum ketemu Presiden. Hanya silaturahmi. Kebetulan jadwal Presiden tadi kosong tidak ada rapat,” katanya.
Paloh disebut hadir sekitar pukul 13.30 WIB melalui pintu samping istana. Karena itulah, awak media tak mengetahui kedatangan Paloh. Plate menyatakan, pertemuan tidak membahas mengenai reshuffle. “Kalau reshuffle kami serahkan kepada Presiden. Bang Surya juga menyerahkan kepada Presiden dan tidak ada pembicaraan reshuffle,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo enggan menanggapi eksplisit kabar reshuffle. “Kita tunggu tanggal mainnya,” kata Tjahjo di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri), Jakarta, Senin (11/7). Dia menyatakan, dirinya tidak berhak untuk bicara terkait reshuffle. Sebab hal tersebut merupakan hak prerogatif Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, seluruh menteri yang merupakan pembantu Presiden harus siap jika memang ada reshuffle. “Saya pun kalau diganti siap. Kontraknya kan terserah Presiden, tidak ada (menteri) harus (jabat) lima tahun,” ujarnya. Dia mengibaratkan pergantian komposisi kabinet seperti tim sepakbola.
“Yang penting golnya tercapai, di tengah pertandingan harus ganti pemainnya ya tidak ada masalah,” ucap mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini. Sebelumnya, Staf Khusus Presiden bidang komunikasi Johan Budi SP membantah akan adanya pengumuman reshuffle. “Tidak benar. Itu hoax,” jawab Johan.
Dalam pesan yang beredar terkait reshuffle, tertulis bahwa akan ada lima menteri yang diganti dan berpindah pos kementerian. Pertama, menteri BUMN Rini Soemarno akan digeser menjadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) menggantikan Teten Masduki.
Kedua, posisi Rini akan digantikan oleh Presiden Komisaris PT Telkom, Hendri Saparini. Ketiga, Teten Masduki akan diangkat menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang menggantikan Ferry Mursidan Baldan yang didepak dari Kabinet Kerja.
Keempat, Idrus Marham akan diangkat menjadi Menteri Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menggantikan Marwan Jafar. Kelima, posisi Yuddy Chrisnandi sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan) akan digantikan oleh kader Partai Amanat Nasional (PAN) Mulfachri Harahap.
Kemudian, Yuddy tertulis akan menggeser posisi pengusaha Sofjan Wanandi sebagai Kepala Staf Penasihat Wakil Presiden. Selanjutnya, juga tertulis bahwa Wakapolri, Komjen Pol Budi Gunawan akan dilantik menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) menggantikan Sutiyoso.