BALI TRIBUNE - Penerapan teknologi yang mumpuni diperlukan dalam pengelolaan subak dalam menghasilkan hasil produk pertanian yang mampu memberikan nilai tambah bagi petani. Begitu disampaikan Anggota DPR RI Komisi IV yang Membidangi Pertanian Dalam Arti Luas A A Bagus Adhi Mahendra Putra ketika meninjau subak di Banjar Baruna, Desa Bugbug Kecamatan Karangasem, Minggu (10/12). “Masyarakat di desa Bugbug dari pengamatan saya sudah berpikiran maju, tapi evaluasi dan penerapan teknologi tepat guna juga perlu dilakukan,” ujar Gus Adhi.
Evaluasi kinerja perlu dilakukan sebagai tolok ukur sejauh mana penerapan teknologi sudah diimplementasikan, terutama oleh para Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Gus Adhi berpendapat pentingnya tenaga PPL sebagai lembaga pendamping dalam mengedukasi masyarakat pertanian. “Penting juga disediakan sistem pengairan tersier ataupun primer yang baik sebagai cikal bakal pertanian, ini yang mesti disepakati,” sebutnya.
Bahkan demi membangun pertanian yang terukur, ia akan memperjuangkan berbagai sarana dan prasarana yang bisa memberikan nilai tambah petani. “Sikap serius mesti diperlihatkan dalam meningkatkan ketahanan pangan kita selayaknya pemerintah memberdayakan masyarakat adat untuk menjadi pengelola lahan pertanian yang ada di wilayahnya. Kalau perlu lahan hijau itu dibebaskan dari pajak,” tutur Gus Adhi yang juga mendorong terbentuknya hutan budaya di atas aset atau lahan kosong pemerintah yang belum dikelola secara maksimal.
“Lahan kosong itu bisa ditanami berbagai macam tanaman seperti durian, mangga, rambutan, manggis, apokat, termasuk kelapa sebagai kebutuhan lima belas hari masyarakat Bali, untuk pengelolaannya diserahkan pada masyarakat adat setempat,” imbuhnya. Dari tempat yang sama Perbekel Desa Bugbug I Gede Suteja yang didampingi Wakil Ketua Komisi III DPRD Karangasem Nyoman Mustika Jaya menyambut baik bantuan yang digelontorkan Gus Adhi, pasalnya baru pertama kali seorang anggota dewan turun langsung memberikan bantuan. “Ada lima kelompok subak yang mendapat bantuan perbaikan irigasi senilai Rp 178 juta untuk realisasi tahun 2017, sedangkan pengajuan perbaikan irigasi di tahun 2018 senilai Rp 195 juta,” katanya dengan menambahkan bantuan ini bisa meningkatkan hasil pertanian yang ada di wilayahnya seluas 75 hektar. Di samping itu disebutkan pula usulan bantuan rehab Cek Dam sungai senilai Rp 1,4 miliar akan direalisasikan pada tahun 2018. Sebelumnya juga telah diserahkan bantuan traktor 4 unit untuk empat subak di Desa Bugbug. “Kami sarankan sering seringlah anggota dewan terjun langsung memberikan bantuan langsung pada masyarkat kami,” tutupnya.