BALI TRIBUNE - Sebanyak 29 warga asal Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem kembali mengungsi pasca-letusan freatik Gunung Agung pada, Selasa (21/11) lalu. Warga yang kampung halamannya berada di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Agung ini ditampung di Lapangan Kompyang Sujana, Denpasar.
Puluhan warga ini mengaku terpaksa mengungsi karena merasa was-was jika masih tinggal di kampung halaman. Warga lebih memilih meninggalkan kampung halamannya karena menghindari adanya bau menyengat seperti karbit. Bau itu dari asap yang dihembuskan Gunung Agung.
Ida Ayu Putri, warga lereng gunung agung yang berasal dari Desa Ababi, Kecamatan Abang mengaku datang ke Denpasar karena takut akan hujan abu dan asap yang dikeluarkan dari Gunung Agung. "Kami bersama keluarga mengungsi karea takut, apalagi saya ada anak kecil," ucapnya.
Dayu Putri yang memiliki bayi berumur 10 bulan ini, lebih memilih mengungsi ke Denpasar, karena sebelumnya sudah pernah mengungsi di Gor Kompyang Sujana. Sehingga otomatis pihaknya tidak perlu mendaftar dan diperbolehkan kembali lagi.
"Di rumah kondisinya tidak aman, karena ada hujan abu dan asap yang membuat mata perih. Makanya kami langsung mengungsi. Meski tidak ada imbauan mengungsi dari pihak pemerintah, tapi saya inguh ( gelisah) dengan situasi ini. Ada kayak pasir jatuh dan keluar asap," ujar Wanita yang berusia 23 tahun ini.
Kenapa tidak mengungsi di Karangasem? ditanya begitu, Dayu menyebut dia dan keluarganya sudah pergi ke Posko Lapangan, Desa Ulakan. Tapi, di sana sepi tidak ada siapa pun. Oleh karena itu, dia langsung ke Denpasar.
“Walaupun belum ada imbauan, kami tetap mengungsi, saya punya anak kecil tidak mungkin tetap di rumah. Pemerintah mungkin tidak tahu keadaan kami di rumah, kami sendiri yang merasakan abu itu," jelasnya.
Sementara Gede Nurada, yang berasal dari Banjar Umanyar, Karangasem mengaku, lebih milih mengungsi daripada terkena abu yang semakin keras. "Takutnya masuk ke pernafasan jadi saya kasihan dengan anak-anak. Mending saya balik lagi, mumpung pemerintah masih terbuka dengan kami," kata Nurada.
Sementara dikonfirmasi terpisah, Kepala BPBD Kota Denpasar, IB Joni Ariwibawa membenarkan adanya pengungsi yang datang ke posko Gor Kompyang Sujana. Kata Joni untuk saat ini baru ada 29 warga yang datang untuk mengungsi yang datang pada Selasa malam mulai dari sekitar pukul 22.00. Itupun kata Joni, merupakan warga dari KRB II yang memilih mengungsi karena terkena abu dari letusan Freatik yang terjadi.
Dia mengatakan terkait logistik, pihaknya tetap antisipasi dan sudah dipersiapkan. Dia juga belum bisa memastikan apakah pengungsi akan bertambah atau tidak.yan