Negara, Bali Tribune
Krodit dan kemacetan tidak terelakkan pada arus mudik H-3 Lebaran tahun ini di Pelabuhan Gilimanuk. Bahkan penumpukan kendaraan dari Minggu (3/7) terjadi sampai dua belas kilometer. Di mana Minggu dini hari antrean mobil yang akan masuk Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk sempat mencapai Desa Sumber Sari Melaya. Sedangkan antrean kendaraan roda dua sempat mencapai tiga kilometer hingga Pertigaan Cekik. Sementara kendaraan yang masuk Bali kendati jauh lebih lengang dibanding hari-hari normal biasanya, didominasi oleh kendaraan keluarga milik wisatawan domestik dari Jawa yang ingin menikmati libur panjang di Bali dan Lombok, NTB.
Salah seorang pemudik dengan mobil pribadi, Mohamad Soleh (46) asal Bondowoso, Jawa Timur saat ditemui bersama anggota keluarganya yang ditemui di tenga-tengah antrean kendaraan di pintu masuk Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk Minggu pagi mengaku sudah terjebak kemacetan dari pukul 01.30 Wita yaitu dari timur hutan Kelatakan, Melaya dan baru sampai di pelabuhan sekitar pukul 06.00 Wita.
Ia yang berangkat dari Kawasan Gatot Subroto Timur sekitar pukul 21.30 Wita mengaku sengaja memilih perjalanan saat malam hari agar terhindar dari kemacetan di bawah panasnya terik matahari. Bahkan, seorang pemudik yang menumpang bus AKAP Dahlia nomor polisi AG 7560 UR yang dikemudikan Sugeng Prihatin (46) asal Pertelon RR 2 RW 11, Silo, Jember meninggal dunia dua kilo sebelum Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk.
Penumpang bus tujuan Pesanggaran, Banyuwangi yang diketahui bernama Suparti (54) asal Jaya Kecana Rt 002/RW 005 Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah ini berangkat dari Ubung sekitar pukul 12.30 Wita, dimana saat berangkat dalam keadaan batuk-batuk. Wanita yang masuk Bali melalui Pelabuhan Benoa bersama Supar (76) jugasempat mampir di rumah keluarganya yang memiliki usaha garment di Kerobokan, Denpasar.
Namun saat diperjalanan atau bus tepat berada di Timur Pura Dalem Gilimanuk, ia tiba-tiba kejang-kejang hingga dengan bantuan keluarga yang bersmanya dan petugas polisi yang menjaga jalur angkutan lebaran sempat dilarikan ke Puskesmas II Malaya di Gilimanuk, setelah tindakan sempat dilakukantindakan medis resusitasi jantung paru, ia dinyatakan meninggal dunia.
Dokter jaga pada Puskesmas II Melaya di Gilimanuk, dr Luh Suhartini menyatakan pihaknya belum mengetahui penyebab kematiannya karena untuk memastikannnya harus dilakukan autopsi. Sementara pihak keluarga yang manyatakan Suparti sempat diajak cek kesehatan sebelum naik bus dan dinyatakan sehat, langsung memulangkan jenasahnya ke Banyuwangi.
Kasat Lantas Polres Jembrana, AKP Adi Sulistyo Utomo, yang dikonfirmasi melalui ponselnya Minggu petang membenarkan terjadinya antrean panjang dan penumpukan kendaraan yang hendak memasuki pelabuhan itu. Bahkan menurutnya antrean panjang ini sudah terjadi sejak dua hari lalu atau H-5.
Menurutnya antrean ini muncul setiap malam hingga pagi sedangkan saat siang hari cukup normal dan stabil. Antrean panjang ini akibat dari adanya trend pemudik yang berangkat saat sore hari hingga dini hari untuk menghindari panas. Selain adanya beberapa orang pemudik yang pinsan dan lemas saat antre, pihaknya juga membenarkan adanya pemudik yang meninggal saat dalam perjalanan menggunakan bus tersebut.