Gianyar, Bali Tribune
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Prof dr Nila Moeloek mencanangkan penggunaan vaksin Polio Suntuik/Inactivated Polio Vaccine (IPV) sebagai imunisasi dasar bagi bayi. Pencanangan secara nasional tersebut dimulai di Kabupaten Gianyar, bertempat di Balai Budaya, Gianyar, Jumat (22/7).
Menkes RI Nila Moeloek mengatakan, program imunisasi merupakan program kesehatan paling efektif dalam pembangunan bangsa, terutama untuk mencegah kesakitan, kecacatan, dan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau PD31. ”Cakupan imunisasi harus tinggi dan merata di seluruh wilayah,” ucapnya.
Secara global, lanjut dia, imunisasi berhasil menurunkan angka kematian bayi sekitar 2-3 juta per tahun akibat PD31. Khususnya dalam pemberantasan penyakit polio, Indonesia telah memperoleh sertifikasi bebas polio dari WHO pada bulan April 2014 silam.
Keberhasilan dalam mencapai Indonesia Bebas Polio adalah langkah besar dalam mencapai Dunia Bebas Polio. Pemerintah berhasil melaksanakan pekan imunisasi nasional secara serentak di seluruh wilayah Indonesia, pada awal Maret lalu dengan sangat baik.
Lebih lanjut dikatakan, pencanangan vaksin IPV menandakan dimulainya pemberian vaksin IPV di Provinsi Bali. Untuk itu, pihaknya berharap dukungan penuh dari Gubernur dan para Bupati beserta jajaran di daerah untuk turut menyukseskan program tersebut. Dimulai dengan memberi pemahaman yang benar kepada masyarakat, dan menggugah partisipasi untuk mendapatkan pelayanan imunisasi. ”Terpenting ketersediaan anggaran, sehingga masalah pembiayaan dapat ditanggulangi,” tekan Nila.
Bupati Gianyar Anak Agung Bharata, ditemui usai acara mengatakan kesiapan Pemkab Gianyar untuk mengawal penuh program imunisasi tersebut. Pihaknya juga menyatakan kebanggaan pencanangan nasional IPV digelar di Kabupaten Gianyar. Hal tersebut merupakan kehormatan besar, dan tanggung jawab yang lebih tinggi untuk mensupport penuh program dari Kementerian RI.
Terbaik di Dunia
Sementara itu, meski sempat tercoreng lantaran Vaksin palsu, Indonesia patut berbangga. Karena produsen vaksi Indonesia, adalah salah satu dari 20 terbaik di dunia. Bahkan Indonesia sudah mengexport vaksin ke 130 negara dan ini sudah mendapat pengakuan dari WHO. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek.
Selain sudah berhasil memproduksi vaksin volio, Indonesia juga memproduksi vaksin cacar dan tetanus. Sedangkan vaksin anti rabies sampai saat ini masih impor dari negara luar. Hanya persoalannya, menurut Menteri Nila, masyarakat sukanya memakai yang import dan gengsi menggunakan produk dalam negeri. Pemberian vaksin import ini disebutkannya pada rumah sakit swasta yang tentunya harga vaksinnya mahal. Untuk itu, Kepala Daerah dan instansi kesehatan diharapkan menyisir kasus-kasus yang berkaitan dengan vaksin palsu. “Bali sampai saat ini belum ada kasus vaksin palsu yang beredar,” tambahnya.
Menindaklanjuti vaksin palsu yang beredar, sampai saat ini yang sudah melaporkan sebanyak 400 anak di Jakarta. Semua rekam medisnya jag sudah di telusuri dan pemerintah akan menuntaskan persoalan ini sampai tuntas. “Pemerintah pasti bertanggung jawab dan menuntaskan persoalan itu,” janji Menkes RI, Nila Farid Moeloek.