Negara, Bali Tribune
Pelayanan Pos SAR Jembrana untuk pencarian I Kadek Suartama alias Dek Ama (24 th) asal Desa Tegal Badeng Timur, Negara, korban tengelam terseret arus di Pantai Banjar Tengah, Desa Yeh Kuning, Jembrana, dikeluhkan oleh pihak keluarga dan masyarakat. Operasi pencarian dianggap tidak optimal. Ironisnya lagi, saat operasi pencarian masih berlangsung, personel Basarnas malah ditarik oleh pimpinannya untuk mengikuti perlombaan di Kantor SAR Denpasar.
Pantauan Bali Tribune di lokasi kejadian, Jumat (19/8), tampak operasi pencarian korban hanya dilakukan di darat dengan penyisiran bibir pantai. Bahkan penyisiran yang juga melibatkan komponen potensi SAR, baik dari PMI Kabupaten Jembrana, personel Polres Jembrana, dan Seksi Linmas Sat Pol PP Kabupaten Jembrana serta nelayan dan warga sekitar itu, terlihat hanya ada empat personel Basarnas mengenakan kaos rescue oranye serta tidak dilakukan pncarian ketengah laut. Satu unit ruber boat yang sempat digunakan saat pencarian ketengah laut di hari kedua Kamis (18/2) justru sudah dinaikkan ke mobil.
Keluarga korban yang tampak berduka saat ditemui di lokasi mengaku kecewa terhadap kinerja personel Basarnas. Salah seorang keluarga korban, Putu Sugiantara (36 th) asal Lingkungan Awen, Kelurahan Lelateng, Negara mengaku tidak puas dengan upaya pencarian. Walaupun di hari kedua sempat dilakukan pencarian ke tengah laut, namun di hari ketiga dimana pihak keluarga sudah mulai bingung, justru pencarian hanya dilakukan berjalan kaki di pinggir laut, sedangkan cara berjalan kaki seperti ini menurutnya bisa dilakukan oleh semua orang tanpa memerlukan kualifikasi SAR. Bahkan beberapa keluarga korban menganggap petugas Basarnas tidak memberikan pelayanan publik yang memuaskan, kendati belum bisa menemukan korban seharusnya ada upaya pencarian ke tengah, justru di saat genting personelnya tidak responsip malah menghilang, tidak seperti yang sering ditayangkan di TV.
Sejumlah warga Yeh Kuning yang membantu penyisiran juga mengaku kecewa karena saat ada kejadian orang tenggelam terseret arus, nomor telpon darurat SAR, 115 tidak dapat dihubungi sehingga warga harus rumit melaporkannya melalui aparat desa serta Bhabinkamtibmas setempat dan diteruskan ke Polres baru disampaikan ke Pos SAR. Ini berdampak pada terlambatanya penyampaian laporan kegawatdaruratan dan lambatnya pelayanan. Warga mengaku bingung dan mempertanyakan apakah nomor tersebut hanya berlaku di kota-kota besar saja. Warga berusaha membantu pencarian dengan kemampuan yang dimiliki, seperti warga yang bisa menyelam turun ke lokasi untuk melakukan penyelaman karena mereka prihatin personel SAR hanya segelintir.
Kordinator Pos SAR Jembrana, I Made Neksen, yang ditemui dilokasi Jumat sore mengatakan pihaknya pada operasi hari ke tiga memang menerjunkan empat orang personel SAR dari 12 personel yang ada di Pos SAR Jembrana, tujuh orang personel lainnya ada penugasan ke Kantor SAR Denpasar. Neksen yang awalnya hanya mengatakan bahwa penugasan ke Denpasar adalah perintah pimpinan, setelah beberapa kali didesak akhirnya mengkui bahwa ketujuh personel yang di hari sebelumnya terlibat operasi pencarian itu, untuk satu hari kemarin diajak lomba (lomba Fitnes Drill) dalam rangka Tujuh Belas Agustusan di Kantor SAR Denpasar. Ia mengaku tidak dapat melakukan pencarian ke tengah laut hanya dengan empat personel.
Kenadati demikian, pihaknya mengaku seluruh personel Basarnas selalu siap ditugaskan kapanpun dimanapun sesuai perintah pimpinan. Pihaknya tetap memaksimalkan personel yang ada. Ia tidak menampik bahwa personel Basarnas di Jembrana sangat minim dan diakuinya hanya terdapat tiga regu yang isinya masing-masing hanya empat orang, idealnya rata-rata per shift minimal terdiri dari 15 orang. Terlebih saat ada operasi dan bersamaan ada penugasan keluar daerah, pihaknya mengaku kewalahan. Pihaknya berharap ke depan ada penambahan personel sar sehingga bisa sebanding dengan kecanggihan peralatan yang dimiliki oleh Pos SAR Jembrana saat ini.
Pihaknya sangat bersyukur potensi SAR yang ada, termasuk nelayan dan masyarakat, aktif terlibat dalam pencarian. Jika korban tidak segera ditemukan, pihaknya akan melaksanakan operasi SAR hingga hari kelima atau berkahir pada Minggu (21/8) besok. Di hari ketiga, pihaknya melaksanakan penyisiran di pinggor pantai sejauh lima kilometer kearah barat atau hingga Pantai Ujung Desa Perancak, Jembrana dan lima kilometer ke arah timur atau hingga di Pantai Desa Delod Berawah, Mendoyo.
Terkait dengan call center 115 yang tidak bisa dihubungi, pihaknya mengaku saat ini masih ada gangguan teknis. Selama ini pihaknya memaksimalkan penerimaan informasi kejadian darurat melalui nomor handpone pribadinya yang sudah disebarluaskan melalui tokoh-tokoh masyarakat di desa-desa.