Negara, Bali Tribune
Baturan yang ada di kawasan pesisir Desa Pakraman Delod Berawah, Mendoyo telah beralih peruntukannya. Sebelumnya, oleh warga Hindu setempat baturan dimaksud dipergunakan sebagai tempat menaruh sesajen serangkaian pelaksanaan ritual melasti. Kini, oleh oknum tertentu, dipergunakan sebagai kandang ternak. Alhasil, lokasi yang dulunya disakralkan kini berubah menjadi kumuh dan berbau.
Bendesa Delodberawah, I Ketut Narya saat dikonfirmasi, Kamis (6/10) kemarin mengaku belum mengetahui jika lokasi pemelastian dimaksud dijadikan sebagai kandang ternak. Ia menduga,kandang bebek dan sapi yang ada dilokasi tersebut belum lama dibangun oleh warga sekitar lokasi tersebut.
Dia mengatakan, sepengetahuannya tak jauh dari lokasi dimaksud terdapat sebuah kandang sapi.
Namun lokasi kandang tersebut berada di tanah pribadi yang bersangkutan. Atas kondisi tersebut, Bendesa Narya berjanji segera mengkordinasikannya ke PHDI Kecamatan Mendoyo, untuk ditindak lanjuti.
Narya menyebutkan, lokasi dimaksud dipergunakan oleh sejumlah desa di kecamatan itu. Desa dimaksud adalah, Desa Pakraman Delod Berawah, Desa Pakraman Mendoyo Dauh Tukad, Desa Pakraman Mendoyo Dangin Tukad, Desa Pakraman Pohsanten, Desa Pakraman Pergung, Desa Pakraman Tegal Cangkring serta Desa Pakraman Munduk Anyar.
Secara terpisah,Ketua Pengurus Harian PHDI Kabupaten Jembrana, I Komang Arsana menyayangkan jika lokasi dimaksud beralih menjadi kandang ternak. “Semestinya djaga kesakralannya dengan tidak menjadikannya kandang ternak,” keluhnya.
Pantauan Koran ini, lokasi dimaksud berada di sebelah Timur kolam renang kawasan wisata Delod Berawah. Selain tampak tidak terawat, terdapat sejumlah lubang di sekitar lokasi pemelastian itu. Bukan itu saja, sejumlah kandang sapi dengan bangunan semi permanen tersebar diantara lokasi itu. Sementara kandang bebek beratapkan terpal berada di tengah-tengah lokasi pemelastian itu.
