BALI TRIBUNE - Lantaran tidak ambil bagian dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas), Pengprov Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) Bali mempertanyakan sikap Disdikpora Bali tersebut. Pasalnya, di Bali setiap tahun selalu digelar dari tingkat Pordes hingga Porsenijar provinsi, yang muaranya untuk mempersiapkan atlet Popnas.
“Sungguh aneh, Porsenijar justru digelar tapi Popnas tidak kirim atlet. Jenjang prestasi atlet khusus pelajar untuk bisa berkiprah di nasional kan melalui Popnas saja. Kalau turun di event-event senior, tentunya belum waktunya mereka. Lantas kapan lagi waktunya mereka bisa berlaga wakili Bali kalau bukan lewat Popnas” ujar Sekum Kodrat Bali AA Bagus Tricandra Arka, Jumat (21/4).
Pihaknya mengeluh bukan karena asal mengeluh. Di cabor tarung derajat sendiri, kata dia, melimpah potensi-potensi petarung yang masih berstatus pelajar se-antero Bali yang sudah siap diturunkan dalam kompetisi antar- provinsi. Apalagi, di ajang Porsenijar tarung derajat sudah dipertandingkan secara resmi.
Memang alasan Disdikpora Bali tidak kirim kontingen ke ajang Popnas itu lantaran terkendala anggara. Namun, Pengprov Kodrat Bali sendiri siap mengirim atlet jika mendapat restu dari Disdikpora Bali. Bahkan, pihaknya siap membiayai atlet-atlet itu melalui biaya pengprov.
Pihaknya hanya meminta persetujuan saja seperti mengurus administrasi atlet. “Kami siap kok biayai atlet, asal mendapat restu. Kami peduli dengan atlet. Kami bicara seperti ini karena progress ada,” sambung pria yang akrab disapa Gung Cok ini.
Pihaknya sangat ingin cabor yang dipertandingkan pada Porsenijar baik di tingkat kabupaten dan kota maupun provinsi bisa dikirimkan ke ajang pesta olahraga tingjat pelajar nasional. Menurutnya, Popnas sangat penting untuk mempersiapkan atlet secara lebih dini dan sebagai upaya menambah pengalaman dan kekuatan mental untuk atlet itu sendiri.
“Kami sangat kecewa kalau atlet-atlet hasil dari Porsenijar Bali sampai tidak bisa melanjutkan ke ajang nasional. Karena bisa berdampak pada kekecewaan atlet pelajar untuk melewati jenjang itu sendiri, mengingat Popnas dilaksanakan setiap dua tahun sekali,” tegasnya.
Menurutnya, keluhannya itu tak semata-mata hanya untuk cabor tarung derajat saja, melainkan cabor secara menyeluruh. Pihaknya berharap Disdikpora Bali ke depan bisa memfasilitasi atau paling tidak mensupport atlet-atlet pelajar yang berpotensi bagi perkembangan dunia olahraga Bali di masa mendatang.