BALI TRIBUNE - Bali memiliki potensi besar industri penghasil bunga marigold. Diperkirakan kebutuhan marigold (gumitir) di Bali mencapai 8 ton per hari. Bahkan, masyarakat Bali menghabiskan ratusan miliar rupiah untuk membeli bunga gumitir.
“Bali memiliki industri dan market yang sangat besar untuk bunga marigold,” ungkap Senior Product Manager Ewindo, Wakrimin, Selasa (30/5) saat Expo Florikultura yang diselenggarakan produsen benih sayuran tropis hibrida ‘Cap Panah Merah’ PT East West Seed Indonesia (Ewindo) di Tabanan.
Selain mengenalkan sejumlah varietas unggul bunga, Ewindo juga mengedukasi petani terkait teknik budi daya bunga menggunakan biji untuk mendapatkan hasil panen yang lebih besar dengan biaya produksi rendah.
Kegiatan yang berlangsung di kawasan Daya Tarik Wisata Ulun Danu Beratan ini diikuti para petani bunga dan pegiat pertanian di Bali. Dia menyatakan, expo ini untuk membantu mewujudkan kemajuan sektor hortikultura nasional khususnya florikultura melalui penyediaan benih berkualitas dan pembinaan kepada petani.
Para petani tidak hanya diperkenalkan dengan benih berkualitas, tetapi juga teknik budidaya bunga melalui biji/benih. Ewindo mengenalkan sejumlah varietas unggul bunga marigold atau gumitir hibrida berkualitas yaitu Golden Bloom F1, Mega Yellow F1, dan Mega Gold F1.
Tiga varietas baru tersebut melengkapi varietas unggul bunga marigold yang telah diluncurkan dan dikenal luas di kalangan petani yakni Maharani F1. Marigold adalah salah satu bunga yang menjadi pilihan utama masyarakat Bali untuk membuat persembahan atau sesajen.
Bunga ini juga banyak digunakan oleh pelaku pariwisata di Pulau Dewata baik berupa bunga potong maupun pot sebagai penghias ruangan dan taman. Permintaan bunga yang memiliki nama ilmiah Tagetes Erecta ini di Bali sangat tinggi dan akan meningkat bersamaan dengan pelaksanaan upacara hari besar keagamaan.
“Kami terus melakukan riset dan pengembangan untuk mendapatkan varietas unggul yang tidak hanya memiliki adaptasi yang luas, tahan terhadap serangan penyakit tanaman tetapi juga mampu memberikan hasil panen lebih banyak,” katanya.
Dia berharap, varietas baru ini dapat memenuhi kebutuhan petani akan benih yang bermutu sehingga memberikan hasil maksimal. Diperkirakan nilai industri bunga marigold per tahun di Bali mencapai Rp 100-200 miliar. “Untuk kebutuhan bibit, mencapai 100 kg per bulannya,” tutup Wakrimin.