Balitribune.co.id | Bangli - Plt Direktur RSJ Provinsi Bali, dr I Dewa Gede Basudewa SpKj mengatakan sebanyak 86 pasien RSJ yang menggunakan hak pilihnya. Pasien tersebut terdiri dari 12 orang pasien rehabilitasi NAPZA dan sisanya pasien ODGJ. Kata Dewa Basudewa, dari jumlah tersebut 4 yang masuk DPT dan lainnya DPTB. Pasien asal Bangli ada 4 orang sehingga mendapat surat suara lengkap (5 surat suara), untuk di luar Bangli mendapat 3 surat suara dan luar Bali hanya surat suara presiden dan wakil presiden. ”Pada pemilu tahun ini kami tidak ada TPS sendiri tetapi kami terafiliasi di TPS wilayah Banjar Kawan Bangli,” ungkapnya, Rabu (14/2/2024).
Menurutnya sebelum pasien diberikan untuk menggunakan hak pilih, pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan terhadap pasien. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengecek adanya gangguan pikiran, emosi, perilaku, kehendak termasuk kebabasan, agresifitas atau keingin menyerang baik diri sendiri atau orang lain. "Pasien ini dalam keadaan baik, dalam kondisi pemuliahan. Dari sisi itulah kita lihat kesanggupan untuk melakukan proses pencoblosan," ujarnya.
Proses pemungutan suara berlangsung Rabu siang karena menunggu sisa surat suara di TPS. Surat suara dibawakan oleh KPPS ke RSJ. Menurut dr Basudewa untuk bilik suara tidak disiapkan tetapi disiapkan berupa ruang khusus (ruang tertutup). Ada beberapa ruangan yang menjadi tempat untuk pencoblosan. Para pasien mampu untuk mencoblos sendiri. "Petugas hanya mengantarkan dari ruang perawatan ke tempat pencoblosan. Saat mencoblos, pasien tidak didampingi, sehingga pasien memilih sesuai hati urani,” jelasnya.
Sebelum pencoblosan, dari pihak KPU sudah melakukan sosialisasi. Sehingga para pasien mengetahui tata cara mencoblos. Selain itu pasien antusias untuk mengikuti proses pemilu ini. "Pasien tahu siapa-siapa calon presiden dari televisi. Saat ditanya oleh petugas KPU ketika sosialisai, mereka bisa menjawab kalau calon presiden ada 3," kata dr Basudewa.