BALI TRIBUNE - Cuaca buruk disertai gelombang tinggi dan angin kencang melanda wilayah perairan Selat Lombok yang merupakan jalur penyeberangan fery dan kapal cepat Padangbai-Lembar. Selain gelombang tinggi, hantaman ombak di dermaga Pelabuhan Padangbai, juga cukup mengganggu aktivitas bongkar muat kapal. Ini memicu terjadinya kepadatan arus penyeberangan dan antrean panjang kendaraan penyeberang hingga keluar areal pelabuhan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun koran ini di Pelabuhan Padangbai, Selasa (11/7), antrean panjang kendaraan penyeberang sudah terjadi sejak tiga hari terakhir ini. Antrean kendaraan bahkan sempat mengular hingga satu kilometer keluar pelabuhan, meski Selasa kemarin antrean mulai terurai dan tertampung di dalam areal parkir pelabuhan.
Terkait dengan buruknya cuaca di tengah laut, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Padangbai akhirnya memutuskan untuk memberlakukan sistem buka tutup bagi penyeberangan kapal cepat dari Pelabuhan Rakyat Padangbai tujuan Gili Trawangan, Lombok Utara. “Karena cuaca buruk, kita memutuskan untuk menunda penyeberangan kapal cepat di pelabuhan rakyat pada siang hari,” tegas I Ketut Mulyana, Kasi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, KSOP Padangbai, kemarin.
Sementara itu, Manajer ASDP Padangbai, I Wayan Rosta, kepada wartawan kemarin membenarkan terkait kondisi cuaca buruk yang melanda wilayah perairan Selat Lombok dan terjangan ombak pantai di Dermaga Padangbai. “Kondisi cuaca buruk di tengah perairan terjadi sejak tiga hari lalu. Dermaga 2 tidak semua kapal mau sandar karena cukup berisiko di saat terjadi hantaman ombak tinggi seperti saat ini,” tandasnya.
Para nahkoda kapal fery lebih memilih antre untuk sandar dan melakukan bongkar muat di Dermaga 1, lantaran mereka tidak mau ambil risiko terkena klaim jika kapal mereka menabrak dermaga dan mengakibatkan kerusakan pada Dermaga 2. “Mereka (nahkoda dan operator fery,red) kan tidak mau kena klaim kalau terjadi kerusakan. Sebab aturannya kita kenakan klaim atas kerusakan yang diakibatkan jika dermaga rusak akibat tertabrak kapal,” bebernya.
Inilah yang mengakibatkan terjadinya antrean panjang. Sebenarnya Dermaga 1 kata Rosta tanggal 10-11 kemarin sudah harus dilakukan perbaikan pada bagian ujung landasan Mobile Bridge (MB) karena sudah kropos dan rusak. Namun itu terpaksa ditunda dan terus dioperasikan untuk mengantisipasi antrean panjang kendaraan akibat kondisi cuaca buruk yang terjadi sekarang ini. “Ya perbaikan ujung landasan MB terpaksa kita jadwalkan ulang,” sebutnya.
Terkait cuaca buruk di tengah laut, sebenarnya dari pihak KSOP Lembar sudah mengeluarkan peringatan terhadap kapal untuk waspada. Dan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak otoritas pelabuhan untuk mengoperasikan kapal berukuran besar guna mengurai kepadatan dan antrean panjang.