BALI TRIBUNE - Sungguh sangat mengenaskan kondisi sekolah SDN 2 Tiga, Susut. Banyangkan sekolah dengan jumlah siswa hampir 90 orang itu tidak didukung fasilitas kamar kecil yang layak pakai. Memang telah tersedian kamar kecil, namun karena faktor usia bangunan dan kurangnya perawatan, kondisinya sangat memprihatinkan.
Bangunan toilet yang berdiri di halaman belakang sekolah itu, selain atap sengnya pada lepas dan yang sangat memprihatinkan lagi yakni ketika dimanfaatkan untuk buang air kecil dan buang air besar, limbahnya tidak bisa lancar menuju bak penampungan (spitank). “Beginilah kondisi toilet sekolah kami, sudah tidak layak pakai lagi,” ujar Kepala sekolah SD 2 Tiga I Wayan Buda Kari.
Menurut Budi Kari, toilet dibangun bersamaan dengan dibangunnya sekolah ini, sehingga sudah layak untuk mendapat pemeliharaan atau perbaikan. Paparnya kondisi toilet yang sudah tidak layak pakai, mengharuskan jika ada siswa maupun guru ingin buang air kecil harus meminjam toilet di rumah warga dekat sekolah. “Kalau siswa kebelet mau buang air kecil, terpaksa ada yang lari pulang kerumah atau ada pula meminjam toilet di rumah warga,” jelas Buda Kari.
Bahkan Buda Kari menceritakan pengalamannya, ketika ia di sekolah secara tiba-tiba perutnya mules. Karena toilet sekolah tidak berfungsi, dalam kondisi menahan perut sakit ia langsung mengambil sepeda motor di parkiran sekolah kemudian tancap gas pulang ke rumah. “Jarak sekolah dengan rumah hampir 6 kilo, dalam perjalanan hanya satu pikiran cepat-cepat sampai rumah karena kebelet ingin buang air,” ujar Buda Kari sambil tertawa.
Apakah pihak sekolah sudah sempat mengajukan permohoan untuk rehab banguan toilet? Kata Buda Kari, kepala sekolah sebelumnya sudah sempat menajukan permohonan untuk perbaikan toilet ke Disdikpora, namun hingga kini belum juga terealisasi. “Tahun 2016 sekolah justru mendapat bantuan untuk tembok panyengker bagian depan,” jelasnya.
Di tempat teripsah, Kasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar Disdikpora Bangli Ida Bagus Maharta saat dikonfirmasi untuk rehab toilet di SDN 2 Tiga sudah masuk dalam dipa, namun belum ada pihak rekanan yang mau mengerjakan. “Itu ranahnya Pejabat Pembuat Komitemen,” tegasnya.
Kasi Kurikulum Disdikpora yang juga sebagai Pejabat Pembuat Komitmen, Putu Karyawan, mengaku belum tahu persis apakah untuk rehab bangunan toilet SDN 2 Tiga sudah masuk dalam DPA. “Jumlah kegiatan cukup banyak, sehingga saya tidak hafal, apakah APBD Induk 2017 ada rencana kegiatan untuk perbaikan toilet di SD 2 Tiga atau tidak, jika seandainya dalam APBD perubahan 2017 juga tidak masuk, maka akan kita rencanakan di tahun 2018,” jelasnya.