BALI TRIBUNE - Maraknya kebakaran lahan hutan di Kintamani belakangan ini kembali mengusik rencana penempatan armada Pemadam Kebakaran (Damakar) di Kecamatan Kintamani. Padahal pemerintaha telah membangun base camp Damkar di Kantor Camat Kintamani. Walaupun proses pembangunan base camp telah kelar tahun lalu, namun hingga kini armada damkar belum juga di tempatkan di Kintamani.
“Kita ingin pertanyakan, apa alasan bupati belum menempatkan armada damkar di Kintamani, padahal untuk base camp sudah selesai dibangun tahuhn 2016 lalu,” ujar Wakil Ketua DPRD Bangli I Komang Carles, Senin (23/10).
Papar politisi dari Partai Demokrat ini, belakangan ini extensitas terjadinya kebakaran di kecamatan Kintamani tergolong cukup tinggi, bayangkan dalam kurun waktu kurang dari dua pekan sudah terjadi emapt kali kebakaran yakni 3 kali kebakaran lahan hutan dan pemukiman penduduk.
Sebut Carles, memang kinerja dari petugas Damkar Bangli cukup sigap, begitu ditelpon ketika terjadi kebakaran langsung meluncur dari Bangli. Namun karena jarak tempuh yang cukup jauh, maka proses pemadaman tidak bisa dilakukan secara cepat. “Bayangkan dalam kondisi mobil penuh air, jarak tempuh Bangli – Kintamani bisa memakan waktu satu jam, sehingga ketika mobil datang api sudah menghanguskan seisi rumah,” jelasnya.
Menyikapi masalah ini, Carles kembali berharap pemerintah segera menempatkan armada damkar di Kintamani. “Dari empat armada yang ada 1 armada berikut petugas ditempatkan di Kintamani, kasihan base camp telah dibanguan justru kini menganggur alias digunakan tempat parker kendaraan pegawai kantor kecamatan Kintamani,” sebutnya.
Jika masalah kurangnya personil dijadikan sebuah alasan kenapa armada damkar hingga belum ditempatkan di Kintamani , jelas Carles instansi terkait yang membidangi masalah Pemadam Kebakaran bisa mengusulkan penambahan personel lewat Badan Kepegawaian Daerah (BKD). “Kalau memang serius, bisa saja mengoptimalkan tenaga PTT, bila perlu anggaran untuk pelatihan kita di dewan siap mengkavernya,” tegas Carles.
Sekretaris Dinas Pol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Bangli Dewa Agung Suryadarma saat dikonfirmasi, mengatakan belum direalisasikannya penempatan armada damkar di Kintamani, karena masih ada beberpa kendala, seperti masalah terbatasnya personil yang dimiliki. Dengan 28 personil yang ada telah terbagi habis, dengan tiga shif. Setiap regu beranggotakan sekitar 6-7 anggota, dari jumlah itu juga berbagi tugas piket, yakni tugas dari jam 7 malam hingga 7 pagi. “Kalau dibagi lagi tinggal 3 personel yang stanby dan tentu tidak memungkian dipecah lagi untuk ditempatkan di Kintamani,” jelasnya.
Kendala lainnya yakni masih terbatasnya armada yang dimiliki, dari 4 armada yang ada, dua sudah tua, jadi yang efektif hanya dua. “Dari 4 armada yang kita miliki yang efektif hanya dua, sementara sisanya sudah uzur dan paling hanya bisa membantau jika terjadi kebakaran di kota Bangli saja,” kata Suryadarma.
Ke depannya, pihaknya akan mengajukan penambahan armada damkar, sementara untuk personel, pihaknya berharap BKD untuk melakukan rekrutmen personel khusus untuk petugas damkar ini. “Kalau memang memungkikan BKD bisa merekrut petugas damkar,” ujarnya.