Anak-anak Pengungsi di Bangli Mulai Bersekolah | Bali Tribune
Diposting : 26 September 2017 19:32
Agung Samudra - Bali Tribune
PENDIDIKAN
BERSEKOLAH – Para siswa pengungsi dari Karangasem mulai bersekolah di SD 4 Cempaga, Bangli, Senin (25/9).

BALI TRIBUNE - Setelah sempat tidak mengikuti proses belajar karena berada di pengusian, kini para anak-anak dari keluarga pengungsi asal Karangasem sudah mulai bisa mengikuti pembelajaran di sekolah. Mereka ditempatkan di sekolah-sekolah dekat tempat pengungsian yang ada di wilayah Kabupaten Bangli

Seperti tampak di SDN 4 Cempaga, sekolah yang berdiri di wilayah Banjar Pande, Kelurahan Cempaga, Kota Bangli ini, menerima siswa yang mengungsi di Balai Banjar Pande, Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli. Pantauan di  SDN 4 Cempaga, tampak siswa pengungsi sudah mulai mengikuti kegiatan pembelajaran. Mereka ke sekolah tanpa menggunakan seragam sekolah. Walapun demikian, para siswa ini semangat mengikuti kegiatan belajar.

Kepala SDN 4 Cempaga Ida Ayu Gede Laksmini mengatakan, sementara ini pihaknya sudah menerima 23 siswa yang terbagi dalam beberapa kelas, sesuai jenjang kelas. Kurikulum yang digunakan SDN 4 Cempaga dengan sekolah siswa di Karangasem sama yakni K13. Untuk buku pelajaran nanti akan dipersiapkan di sekolah. "Hari pertama sekolah agenda perkenalan dengan lingkungan, beberapa sudah mulai belajar,” ujarnya, Senin (25/9).

Salah satu orangtua siswa pengungsi I Ketut Suadnyana asal Dusun Alasngandang, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem, mengaku sangat senang anakanya bisa kembali belajar di sekolah. Dengan kembali belajar di sekolah setidaknya mampu mengikis beban pshikhologi anak, dimana mereka bisa berbaur dan bermain dengan teman-teman sebayanya.

Terkait seragam anaknya, kata Suadnyana akan segera kembali ke kampung untukmengambil seragam anaknya. “Saya akan segera pulang ambil seragam sekolah anak, dan nanti sore kembali balik ke pungsian,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Bangli I Wayan Widiana Sandhi mengatakan jika pihaknya sudah menerima 22 siswa. Untuk siswa kelas VII 9 orang, kelas VIII 4 orang, dan kelas IX sebanyak 9 orang. Pihaknya telah melakukan rapat untuk penanganan siswa ini, yang mana disepakati para guru akan membantu menyiapkan makan bagi para siswa. "Satu guru satu siswa, seperti bapak asuh. Selain itu siswa yang lokasi jauh dari sekolah akan dijemput oleh guru.

Kepala SMA Negeri 2 Bangli  I Wayan Gingsih Kawiyasa mengaku mendapat limpahan siswa pengungsi sebanyak 11 siswa. Hanya saja tidak semua langsung belajar, karena ada yang masih mempersiapkan perlengkapan sekolah. "Kami sudah sampaikan, untuk pakaian bisa menyesuaikan. Tidak harus menggunakan seragam, mengingat tidak semua anak membawa pakaian saat mengungsi. Namun meraka ingin menggunakan seragam seperti siswa lainya," jelasnya.

Kabid Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan Pemudan dan Olahraga Bangli Sang Nyoman Nada mengatakan pihaknya melalui UPT di masing-masing kecamatan masih melakukan pendataan. Sementara ini di UPT Kintamani terdata 44 orang siswa SD yang mulai sekolah, di UPT Banglu sebanyak 179 siswa, UPT Tembuku 162 siswa, UPT Susut 41 orang. Sedangkan untuk SMP N 1 Bangli ada 22 Siswa, SMP Satap 2 Kintamani 3 siswa, SMPN 3 Tembuku 5 siswa, SMPN 1 kintamani 13 siswa, SMPN 6 Kintamani 1 siswa, SMPN 2 Bangli 7 siswa, SMPN 1 Susut 11 siswa, SMPN 4 bangli 42 siswa dan SMPN 5 bangli 2 sisw.  “Ini baru data sementara , untuk jumlah akan terus bertambah seiring berjalannya waktu,” jelasnya.